Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mengenal Tan Malaka: Diminta Bacakan Teks Proklamasi oleh Soekarno

1949 Tan meninggal di ujung bedil tentara republik di seputaran Kediri, Jawa Timur.Dan sampai mati, Tan tetaplah Bapak Revolusi yang sunyi.

Wikipedia/Dari Pendjara ke Pendjara
Tan Malaka 

Dan sampai mati, Tan tetaplah Bapak Revolusi yang sunyi.

()

Haji Subagyo I.N, artikel ini pertama kali dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 1971 dengan judul asli “Ketemu Alimin dan Tan Malaka”.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Untuk kali pertama saya melihat pribadi Tan Malaka ialah pada waktu Kongres Persatuan Wartawan Indonesia, yang diadakan di Solo.

Pada hari kedua, yaitu menjelang penutupan Kongres, di sociteit Mangkunegaran yang konon pada clash ke-II sudah dibumi hanguskan.

Pembicaraan Kongres sudah selesai dan sebagai “gong“-nya segenap hadirin akan diminta mendengarkan pidato Ibrahim Gelar Sutan Malaka.

Orangnya sudah cukup tua, badannya cukup kekar, dalam arti bahwa otot-ototnya masih belum begitu nampak kendor.

Raut mukanya tajam, kulitnya agak kehitam-hitaman.

Tanggapan saya pertama kali: agak malu-malu. Atau bescheiden?

Lama Tan Malaka berpidato. Konon sampai tiga jam.

Dia uraikan pengalamannya selama bertualang meninggalkan Tanah Air, dari satu negara ke negara yang lain, keluar masuk penjara, berebut ulung dengan polisi internasional yang senantiasa mengintip gerak langkahnya.

Yang saya ingat lagi dari pidatonya itu ialah tentang kekuatan umat Islam yang tersebar sejak dari Afrika Utara sebelah Barat, di Maghribi (Maroko) terus kearah Timur ke Libia, ke Tunisia, Mesir, Timur Tengah, India (Pakistan), semenanjung Melayu sampai ke Indonesia.

Menurut Tan Malaka, alangkah hebatnya kekuatan itu apabila dapat dipersatukan.

Tetapi kenyataannya, jutaan umat yang hidup dari Maghribi sampai ke Indonesia itu terpecah-pecah ibaratkan pasir kering.

Hebat sekali! Pikir saya. Dan masih panjang lagi pidato pemimpin komunis yang oleh PKI disebut sebagai Trotzky-ist itu.

Kedua kalinya saya melihat (dan kali ini dekat sekali, hanya dibatasi oleh meja) Tan Malaka ialah di Yogya, di kantor Pucuk Pimpinan Gerakan Pemuda Islam Indonesia.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved