Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Puluhan Hektare Hamparan Bebatuan Misterius Mengapung di Laut Australia, Simak Foto & Videonya

Bebatuan misterius tiba-tiba muncul dari dasar laut dan mengapung di perairan Australia.

Fineartamrica.com
Hamparan batu muncul dari dasar laut 

"Rasanya seperti membajak ladang. Kami menduga batu apung setebal 15 cm."

Baca: Isteri Muda Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suami dan Anak Tiri, Jasadnya Dibakar Bersamaan

"Ini adalah mekanisme potensial untuk memulihkan karang penghalang besar," kata ahli geologi Scott Bryan dari Queensland University of Technology (QUT).

"Berdasarkan peristiwa yang telah kami pelajari selama 20 tahun terakhir, ini akan membawa karang sehat baru dan penghuni terumbu lainnya ke karang penghalang besar."

Menurut Bryan dan rekan peneliti QUT, batu apung yang mengapung diperkirakan akan melayang melewati Kaledonia Baru dan Vanuatu, dan dapat melewati daerah terumbu karang di Laut Karang bagian timur.

Yang penting, ini harus terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat wilayah tersebut melewati pemijahan karang utamanya di akhir tahun. 

Itu nantinya dapat mengubah batu apung berbatu menjadi ekosistem perjalanan.

"Saat ini batu apung masih tandus dan telanjang, tetapi selama beberapa minggu ke depan itu akan mulai ditempeli banyak organisme," kata Bryan.

"Ini akan dapat mengambil karang dan organisme pembentuk terumbu lainnya, dan kemudian membawanya ke karang penghalang besar.

Pelaut mengambil sampel batu apung
(Science Alert, Pelaut mengambil sampel batu apung)

Setiap batu apung adalah kendaraan arung jeram. Ini adalah rumah dan kendaraan bagi organisme laut untuk menumpang melintasi laut dalam menuju Australia."

Sementara batu apung dan muatan ganggang, teritip, karang, dan bentuk kehidupan laut lainnya berpotensi untuk membantu meregenerasi sebagian bahan organik karang penghalang besar, yang lain mengatakan kita perlu mengesampingkan manfaat tersebut.

"Terumbu akan hilang kecuali kita mengatasi pemanasan antropogenik," biolog kelautan Terry Hughes dari James Cook University men-tweet sehubungan dengan liputan media tentang batu apung.

"Krisis terumbu karang tidak akan diselesaikan oleh robot, kipas, karang plastik atau akuarium - kita harus mengatasi akar penyebabnya, terutama emisi gas rumah kaca."(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved