Berita Riau
STORY - Jadi Tukang Urut Panggilan Demi Biayai Kuliah, Mahasiswa di Riau Bertekad Raih Gelar Sarjana
Orangtuanya lumpuh sehingga ia tidak bisa berharap biaya dari mereka dan harus mencari kehidupan untuk melanjutkan cita-cita nya.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Arif bahkan melayani panggilan urut ini hingga pukul 02.00 dinihari.
"Ada juga yang panggil sampai ke Perawang, selagi saya bisa saya akan bantu," ujar Arif yang memiliki kepandaian ngurut dari sang kakeknya itu.
Menjadi tukang urut juga ternyata dikenal dikalangan dosennya di kampus, bahkan banyak pelanggan Arif juga berasal dari dosennya di kampus.
Sehingga kadang ia dengan mudah minta izin kepada dosen bila ada panggilan untuk urut.
"Kalau ada panggilan lagi jam kuliah, kadang saya izin ke dosen, dan para dosen juga sudah paham profesi saya sebagai tukang urut," ujarnya.
Sehingga saat pergi kuliah, isi tasnya Arif berbeda dengan mahasiswa lainnya, Arif mengisi tasnya dengan minyak urut dan handbody untuk peralatan urut.
"Saat KKN juga saya dapat pelanggan kepala desa dan perangkat desa di tempat KKN, sekarang kalau mereka ke Pekanbaru selalu ngontak saya untuk minta urut," ujarnya.
Baca: 36 Lempeng Baja yang Dicuri dari Jembatan Siak IV Pekanbaru Dijual Rp 125 Ribu Per Buah oleh Maling
Urut Arif ini ternyata tidak hanya untuk urut capek, melainkan untuk patah tulang, terkilir dan masuk angin.
Untuk pasien Arif sendiri dari berbagai kalangan mulai dari pegawai negeri, pejabat dan pegawai di swasta sampai masyarakat biasa.
"Saya akan terus jadi tukang urut dan tidak akan pernah malu ataupun gengsi, karena ini bisa membantu saya selesai kuliah," ujarnya yang tidak mendapatkan beasiswa dari kampus tersebut meskipun masuk dalam kategori Mahasiswa miskin. (Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)