Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kampar

Kabut Asap Parah di Riau, 1.670 Masyarakat Kampar Terjangkit ISPA

Tercatat dari awal September 2019 hingga hari ini 1.670 masyarakat terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Kampar.

Penulis: Ikhwanul Rubby | Editor: Ariestia
tribun pekanbaru
Ilustrasi 

Kabut Asap Parah di Riau, 1.670 Masyarakat Kampar Terjangkit ISPA

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Tercatat dari awal September 2019 hingga hari ini 1.670 masyarakat terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Kampar.

Menjangkitnya gangguan kesehatan ini disebabkan kabut asap yang melanda Kabupaten Kampar sepekan terakhir.

"Dari laporan Puskesmas dan rumah sakit sudah sebanyak itu masyarakat terjangkit gangguan kesehatan tersebut," kata Plt Kadiskes Kampar yang saat ini juga tengan ikut seleksi assesmen jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kampar, Deddy Sambudi, Selasa (10/9).

Baca: Kabut Asap di Riau, Siswa di Pekanbaru Libur 2 Hari, Siswa di Inhu hingga Batas yang Tak Ditentukan

Ia mengatakan kondisi kabut asap yang melanda Provinsi Riau sepekan terakhir memang sangat memprihatinkan.

Disampaikan untuk mengantisipasi dampak buruk bencana kabut asap ini seluruh Puskesmas di instruksikan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan memberikan penyuluhan tentang kabut asap.

"Masyarakat juga kita himbau untuk mengurangi aktifitas di luar rumah," ungkapnya.

Ia mengatakan jika keluar rumah diharap masyarakat menggunakan masker.

Sementara itu, ditengah kabut asap yang melanda masih banyak masyarakat beraktifitas diluar rumah.

Terlihat masih banyak masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Kampar beraktifitas diluar rumah.

Feri, seorang pekerja di sebuah perkebunan sawit di Desa Karya Indah masih beraktifitas memanen sawit.

Tanpa mengenakan masker dirinya mendodos buah sawit yang siap dijual ke pabrik sawit.

Ia mengatakan terpaksa kerja diluar rumah karena tiada lagi kerja lain.

"Kalau tak kerja ya kita tak makan karena tak ada uang pak," ungkapnya.

Meski kabut asap terlihat pekat dirinya masih saja tidak mengenakan masker. Ia mengaku tak nyaman mengenakan masker meskipun kualitas udara yang dihirup tidak sehat.

Baca: Dijual Seharga Rp 50 Ribu Per Kg, Buah Anggur dari Tiongkok Ini Ternyata Mengandung Formalin

Hal yang sama juga juga dilakukan oleh Ijad, warga Desa Penyasawan yang masih beraktifitas diluar rumah.

Dengan mengenakan masker ia memanen hasil kebunnya.

Ijad mengatukan bau asap pekat tercium selama beberapa hari terakhir, namun demikian dirinya mesti juga mengurus kebun yang hasilnya nanti di jual di pasar. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved