Ternyata, Ampas Tebu Bisa Diolah Hingga Bernilai Tinggi
Ampas tebu yang kerap dijumpai di tempat-tempat pembuangan sampah itu ternyata bisa menghasilkan jam dinding yang unik.
Dijelaskan Sri Fitria, anak-anak Pondok Tahfidz itu diajarkan mengolah ampas tebu menjadi papan partikel.
“Pemilihan bahan ini karena melihat banyaknya pedagang es tebu yang tak memanfaatkan ampasnya. Bahkan mereka berterimakasih jika sampahnya diambil,’ ujar Sri Fitria.
Setelah diambil, serat tebu dijemur, diblender kemudian dioseng hingga jadi serbuk.
Selanjutnya, serbuk itu dicetak sesuai bentuk yang diinginkan dengan lem khusus.
Selanjutnya diamplas hingga halus.
Papan partikel ini sudah diuji berbagai tindakan.
Bahkan kualitasnya diklaim lebih kuat dan ringan dibandingkan kayu.
Di langkah awal, papan partikel itu dimanfaatkan untuk dijadikan bahan jam dinding.
Alasannya adalah hasil analisis kebutuhan yang tim dosen lakukan.
“Dalam satu rumah saja jam dindingnya bisa sampai dua hingga empat unit. Artinya, jam dinding ini sangat dibutuhkan masyarakat,” kata dia.
Selain dibantu bahan dan perangkat pengolahan, para siswa pondok juga dibantu memasarkan produk mereka melalui jalur online.
Bahkan, nama JST yang merupakan akronim jam serat tebu sudah dipatenkan.
Meski demikian, Sri Fitria mengakui mendapat kendala saat proses produksi.
Khususnya ketika harus memproduksi secara massal.
Karena, harus membutuhkan penggiling tebu yang lebih besar.
