Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rumah Dijual Mertua, Keluarga ini Numpang di Tanah Orang, Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam

Saat ini saja, Lena mengaku telah 4 hari mengalami diare dan tidak bisa berobat karena tidak memiliki biaya dan BPJS Kesehatan.

Editor: Muhammad Ridho
(Kompas.com/Hendra Cipta)
Kisah Miris Keluarga di Kalbar, Rumah Dijual Mertua, Kini Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam, Numpang di Atas Tanah Orang 

"Sehari-hari, saya ke hutan mencari ubi dan sayur pakir untuk dijual dan dimakan," terangnya. Lena berucap, yang paling mengkhawatirkan adalah saat musim hujan seperti sekarang ini. Anak-anak harus mencari posisi duduk dan tidur agar tidak terkena hujan. Situasi itu diperparah dengan kondisi anak pertamanya yang sering demam karena pernah terjatuh.

Syahrini Dikabarkan Keguguran? Usia Kandungan 3 Bulan, Postingan Ini Ungkapkan Kabar Syahrini!

Jawaban Istri Mantan Dandim ke Senior saat Diingatkan Soal Postingan : Saya Anak TNI dan Cucu Polisi

Niat Sholat Qasar dan Sholat Jamak Takdim Hingga Sholat Jamak Takhir, Beserta Tata Cara Sholat Jamak

"Saya berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan untuk sekolah anak dan biaya kesehatan mereka," ucapnya.

Koordinasi buruk aparatur pemerintah

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Yandi mengatakan, adanya satu keluarga yang menempati gubuk berdinding seng bekas mirip kandang ayam akibat buruknya komunikasi dan koordinasi aparatur pemerintah, dari mulai tingkat RT sampai pemerintah kota.

"Mengenai persoalan ini, semoga bisa cepat dicarikan solusi," kata Yandi.

Dia beranggapan, selama ini pemerintah setempat belum bisa mengimplementasikan kebijakan dengan baik.

Padahal, sejak lama di Pemkot Pontianak punya program yang menegaskan bahwa tidak boleh ditemukan anak-anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya.

Bahkan dalam kebijakan tersebut, jelas diterangkan bahwa jika masih ditemukan keluarga miskin dan anak putus sekolah, maka lurah setempat akan dicopot dari jabatannya.

"Kejadian ini jadi kado buruk bagi Kota Pontianak yang akan merayakan ulang tahunnya ke-248 tahun," ujarnya.

Ke depan, Yandi berharap seluruh dinas terkait untuk pro aktif dalam melakukan pendataan.

Sebab bisa jadi, keluarga tersebut bukan satu-satunya yang mengalami nasib serupa.

"Sekarang kita minta untuk segera dicarikan solusi bersama,” tutupnya.

(Kompas.com/Kontributor Pontianak, Hendra Cipta)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved