Mengulik Eksistensi Koperasi Rejosari di Pekanbaru: Usia 31 Tahun hingga Bersiap Go Digital
Keberhasilan Koperasi Rejosari untuk bertahan dan membantu masyarakat setempat selama tiga dekade, tak lepas dari kerja keras Hj Elwi
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: M Iqbal
Keberhasilan Koperasi Rejosari untuk bertahan dan membantu masyarakat setempat selama tiga dekade, tak lepas dari kerja keras Hj Elwi.
Kemampuan leadership pensiunan guru SMA Negeri 6 Pekanbaru ini nyatanya turut membantu para anggota untuk keluar dari permasalahan ekonomi.
“Alhamdulillah, berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada Februari lalu, saat ini anggota Koperasi Rejosari sudah mencapai 320 orang dengan total aset sebesar Rp 6,9 miliar dan telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp 11 miliar,”paparnya.
Tidak hanya itu, Koperasi ini juga memiliki aset tidak bergerak berupa dua bidang tanah serta satu unit bangunan dua lantai sebagai operasional kantor yang bisa dimanfaatkan para anggota.
“Kedua aset ini resmi dimiliki pada Maret 2016. Sedangkan bangunan ini selesai dibangun dan mulai beroperasi pada Maret 2017,”sambung perempuan yang kini menginjak usia 67 tahun ini.
Berangkat dari pengalaman memimpin, Hj. Elwi memaparkan kehadiran Koperasi memang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya untuk penguatan modal.
• Pekanbaru Berstatus Kota Layak Anak, DPRD Ingatkan Agar Jangan Hanya Sekedar Nama
• Arebi Riau Fasilitasi Seminar Rahasia Sukses Menjadi Broker Properti
Meski begitu, dalam menjalankan Koperasi juga membutuhkan upaya-upaya yang ekstra.
Sebab, segala keputusan didasari atas semangat musyawarah dan mufakat. Maka, tak jarang, terjadi perdebatan sesama anggota.
“Kalau sudah begini, maka saya akan kembali mempertegas prinsip-prinsip dasar koperasi dan kembali menyerahkan keputusan kepada para anggota. Bahwa, pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Merekalah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.,”ucap Dia.
Selama menjalankan tampuk kepemimpinan, Hj. Elwi terus belajar untuk mengkhatamkan ilmu koperasi.
Salah satu upaya yang dilakukan ialah studi banding ke beberapa daerah yang memiliki ekosistem koperasi yang baik.
Hasilnya, bersama pengurus Dia menghadirkan terobosan dalam hal penguatan modal Koperasi. Yaitu dengan mengadakan istilah simpanan khusus yang berasal dari Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahun. Simpanan khusus inilah yang nantinya memperbesar nilai pinjaman maksimal sebesar Rp 250 juta.
 
• Pompong Tak Bisa Lagi Lewat, Petani Kelapa di Inhil Kesulitan Pasarkan Hasil Panen
• Pilkada Riau 2020, 12 Balon Bupati Bengkalis Ambil Formulir Partai Nasdem, Dua Balon Serahkan Berkas
• Perompak di Inhil Hadang Kapal Pembawa Sawit, Uang Nakhoda Kapal Dibawa Kabur
Proyeksi Koperasi Rejosari di Era Digitalisasi
Hj. Elwi menuturkan pada tahun mendatang ada permintaan dari anggota untuk menurunkan suku bunga pinjaman, yakni sebesar 1 persen. Permintaan itu bisa saja terjadi mengingat kondisi koperasi Rejosari semakin stabil.
“Insya Allah pinjaman sebesar Rp 3 miliar yang diberikan pemerintah lewat program LPDB juga akan lunas pada akhir tahun ini. Meski begitu, soal besaran bunga tadi tentunya nanti kita akan putuskan lewat RAT selanjutnya,”ujarnya.

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											