ROBIN HOOD Asal Al Jazeera Ini Sumbangkan Rp3 T Untuk Rakyat Palestian dari Hasil Membobol Bank AS
Hamza Bendelladj membobol sejumlah ratusan bank di AS untuk membantu rakyat Palestina. Ia juga menciptakan virus komputer yang ganas.
Hamza seakan tak peduli bila dia tersangkut masalah hukum serius di Amerika.
Dia seakan bangga, meski akan dijatuhi hukuman pejara hingga 65 tahun.
Pandai Menyamar
Hamza tertangkap karena terjebak dalam perangkap.
Persis seperti kisah film Mission: Impossible, seorang agen rahasia Amerika, menyamar sebagai pembeli virus komputer yang diciptakan Hamza.
Virus itu dijual Hamza seharga Rp 119 juta.
Hamza teledor, hingga akhirnya percaya pada sang agen Amerika itu.
Bagi penegak hukum di Amerika, Hamza tidak saja dinyatakan bersalah mencuri uang dari sejumlah bank melalui virus ciptaannya.
Tapi, dia juga menjual virus itu ke sejumlah pejahat cyber di penjuru dunia.
Antara 2009 dan 2011, Hamza ditangkap karena menjual banyak identitas nasabah bank.
Di antara yang dijual Hamza adalah password, username, dan informasi kartu kredit nasabah bank di Amerika Serikat.
Jelang jatuhnya vonis untuk Hamza, beredar kabar soal hukuman mati yang akan diterima Hamza.
Adanya sentimen politik untuk Palestina, menjadi bensin rumor yang terus menyala ini.
Informasi itu berkembang luas di kalangan hacker lewat media sosial.
"Sang pahlawan Aljazair tak diragukan sebagai hacker paling berbahaya. Dia meretas 217 bank, mengirim Rp 3,3 triliun ke Palestina. Hukumanya? Mati," tulis pengguna Twitter berakun @Hassan_JBr.
Lantas apakah yang dilakukan oleh Hamza ini merupakan sesuatu yang baik karena telah menolong banyak orang yang ditindas?
Jawaban tersebut pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang tak ada habisnya.
(*)
