DERETAN Kenakalan Remaja Bikin Geram: Atraksi Motor di Pemakaman hingga Matikan Lampu PJU Flyover
video seorang anak mematikan sakelar lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) jembatan layang (flyover) Palur
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
DERETAN Kenakalan Remaja Bikin Geram: Atraksi Motor di Pemakaman hingga Matikan Lampu PJU Flyover
TRIBUNPEKANBARU.COM - Beberapa hari lalu, video seorang anak mematikan sakelar lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) jembatan layang (flyover) Palur, Karanganyar viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan aksi seorang anak menjangkau sakelar lampu PJU flyover. Akibatnya lampu PJU flyover Palur, Karanganyar sisi barat mati.
Dinilai membahayakan orang lain, warganet mengecam aksi mereka.
Video tersebut berujung ditangkapnya pelaku aksi. Mereka adalah AA (15) dan A (13).
Selain aksi mematikan sakelar lampu PJU flyover, berikut aksi viral kenakalan remaja di media sosial yang dirangkum Kompas.com:
1. Viral siswi SMA pesta miras di Demak
Tangkapan layar dari siswi-siswi yang tengah pesta miras.Facebook/Lely Tangkapan layar dari siswi-siswi yang tengah pesta miras.
Sebuah video memperlihatkan siswi-siswi SMA Negeri 2 Demak berpesta miras, viral di media sosial, Sabtu (7/12/2019).
Hingga Minggu (8/12/2019) video yang viral di Facebook tersebut telah dilihat 3,9 ribu orang.
Kepala sekolah SMAN 2 Demak Suntono membenarkan hal itu. Ia mengatakan video tersebut direkam pada Kamis (28/11/2019).
Suntono mengakui, siswa-siswi yang tampak dalam video adalah murid di sekolahnya. Total ada delapan orang murid yang terlibat pesta miras.
Menurut keterangannya, peristiwa bermula saat siswi-siswi berkumpul di rumah F di Desa Mranak, Demak. Pesta miras dimulai saat orang tua F pergi.
“Ada yang datang berinisial D membawa minuman. Lalu diminum oleh beberapa dari mereka. Ada yang minum, ada yang cuma ikut nyanyi, dan inisial D yang memvideo. Selang beberapa hari video tersebut dibuat status dan mulai menyebar," imbuhnya.
Pihak sekolah akhirnya memanggil delapan siswi-siswi yang terlibat pesta miras beserta orangtua mereka.
Selain pembinaan, delapan siswi tersebut dihukum belajar di perpustakaan sementara waktu. Ponsel mereka pun disita oleh pihak sekolah.
