Gugur Dalam Tugas di Papua, Ini Sosok Brigadir Hendra Saut Parulian Sibarani di Mata Keluarga
Brigadir Hendra gugur saat melaksanakan tugas di daerah Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Rabu kemarin.
PEKANBARU - Satu anggota Brimob Polda Riau BKO Polda Papua Brigpol Hendra Saut Sibarani meninggal dunia dalam kerusuhan terjadi di seputaran Pasar Lama, Yahukimo, Papua, Rabu (18/12/2019).
Brigpol Hendra Saut Sibarani akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Dharma, Kota Pekanbaru, Minggu (22/12/2019) pagi.
Rumah keluarga almarhum Brigadir Hendra Saut Parulian Sibarani di Jalan Among, Gang Sawit, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, terlihat dipenuhi pelayat, Kamis (19/12/2019) siang.
Di halaman rumah, tenda hitam sudah berdiri. Kursi-kursi plastik merah untuk duduk para tamu pun sudah disiapkan.
Untuk diketahui, Brigadir Hendra merupakan korban pengeroyokan massa saat bertugas di daerah Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Rabu (19/12/2019) kemarin. Dia gugur dalam peristiwa tersebut.
Di teras rumah, kedua orangtua Hendra, Lasto Sibarani dan Masdelina Br Munte, duduk di kursi berdampingan. Saat itu adik dan kakak korban juga ada di sana.
Mereka menyambut para pelayat yang berdatangan. Baik para tetangga, kerabat, maupun rekan dan pimpinan sang anak di instansi Satuan Brimob Polda Riau.
Masdelina, ibunda Brigadir Hendra tak kuasa menahan tangis. Begitupun ayahnya, serta anggota keluarga yang lain.
Masdelina meratap. Menyebut nama Brigadir Hendra. Jelas terlihat bahwa dia sedang dirundung duka mendalam.
"Hendraaa, Hendraa. Kemarin kau pergi baik-baik, sekarang pulang sudah jadi mayat. Kau pergi memperjuangkan negara," ratap Masdelina.
Masdelina, tak percaya anak kebanggaannya itu sudah pergi untuk selamanya.
"Dia anak baik, rasanya kalau ada dia itu hati saya ini adem menengok dia itu, karena dia terus menghibur saya," ungkap Masdelina saat berbincang dengan Tribun.
Sesekali, Masdelina menyeka airmatanya dengan kain ulos di lehernya.
Diungkapkan Masdelina, anaknya Hendra memang punya keinginan kuat menjadi seorang anggota Polisi.
Hal itu diketahui sejak Hendra tamat dari STM.
• 3 Tukang Ojek Dibantai KKB Lekagak Telenggen Lalu 2 Anggota TNI Ditembak Saat Amankan Natal di Papua
• KABAR TERBARU KKB OPM Papua: Kembali Memanas Jelang Perayaan Natal, Warga Ketakutan
• JENAZAH Anggota Brimob Polda Riau yang Tewas Dikeroyok di Papua Diterbangkan ke Pekanbaru Hari Jumat
"Dulu sebelum saya akhirnya tahu, dia sudah daftar sendiri itu. Dia jebol itu sampai psiko. Saya pikir, hebat anakku ini ya. Saya akhirnya dukung. Tahun 2007 itu," lanjut dia.
Masdelina menuturkan, dia pun sempat ikut mendampingi dan mengantar anaknya saat pemeriksaan kesehatan ke dokter.
Kata Masdelina, dia sempat ragu akan cita-cita sang anak. Jika melihat kondisi keluarga yang pas-pasan.
"Kubilang samamu Hendra, tengoklah keadaan kita Hen. Nggak mungkin kau bisa polisi. Apa kau bilang sama Mamak, jangan jengkal kuasa Tuhan. Kalau Tuhan bicara aku masuk polisi, aku tetap. Ternyata kenyataan kau masuk polisi anakku," beber Masdelina.
Lebih jauh dia mengisahkan, sang anak selalu patuh dengan perintah atasannya.
Termasuk saat diminta untuk berangkat ke sejumlah daerah, baik di luar Pekanbaru maupun luar Riau untuk menjalankan tugas tertentu.
"Selalu pergi dia, keluar kota. Kalau saya larang ndak mau dia itu. Saya dengar kan Papua itu rawan, saya bilang ke dia nggak usah lah Hen," tuturnya.
"Dia jawab mana bisa gitu mak. Kita ini harus siap mak, mau mati di tempat saya sudah siap. Kita sudah ada perjanjian sumpah. Kenyataannya memang betul dia terima. Meninggal dunia dalam memperjuangkan negara. Dia pahlawan," sambungnya sambil terisak-isak.
Masdelina berharap, anak kebanggaanya itu mendapatkan kehidupan terbaik yang kekal, yang diberikan Tuhan.
"Sebatas itu rupanya dia hidup berjuang, sekitar 12 tahun," paparnya.
Disela-sela pembicaraan, Masdelina juga berdoa untuk sang anak tercinta.
"Tuhan, berikanlah dia kehidupan yang kekal. Dia sudah berjuang Tuhan, jangan sia-siakan dia. Ampunilah anakku itu Tuhan," ujarnya.
Masdelina menuturkan, saat keluarga berkomunikasi dengan Hendra sekitar 3 hari lalu, almarhum memberi kabar akan pulang ke Pekanbaru pada 29 Desember 2019 ini.
Dari jadwal semula kepulangan pada 6 Desember 2019.
"Singkat kali pertemuan ini Hendra. Adik-adikmu bilang, Mak bang Hendra nanti tanggal 29 pulang. Nanti kita jalan-jalan ya mak. Iyalah kubilang, rupanya mana ada sampai lagi kau nak. Mana ada lagi, sudah nggak ada lagi. Singkat kali kau bikin," ucap Masdelina.
Suaminya, anak, serta kerabat mencoba menenangkan Masdelina. Usai berkata-kata, Masdelina beberapa kali terlihat berebahkan tubuh ke sandaran kursi.
Dikatakan Masdelina, jenazah Hendra rencananya tiba di Pekanbaru pada Jumat pagi besok.
"Besok nyampe anak saya, kita bikin adat batak. Untuk terakhir kali sama dia. Sudah selesai perpisahan acara keluarga, teman-temannya. Setelah itu saya serahkan untuk acara kedinasan sampai pemakaman dan selesai. Saya serahkan anak saya nanti," ulasnya.
Masdelina mengaku, mendapat informasi tentang gugurnya sang anak dari anggota Brimob, pada Rabu siang kemarin.
"Ada anggota Brimob datang ke sini (rumah) mengasih tahu bahwa anak saya meninggal dunia di Papua. Saya bilang nggak ada itu. Terus bapak itu bilang saya tidak mengada-ngada ibu katanya Namanya Pak Raden. Datang ke sini sekitar jam 12.30 WIB," paparnya.
"Saya langsung nangis menjerit. Waktu itu kami sama anak-anak. Dibilang bapak itu, sabar ya buk sama aku," lanjut dia.
Masdelina menambahkan, sejumlah anggota Brimob Polda Riau juga langsung memasang tenda dan membawa kursi di depan rumah kala itu.
Dia juga membantah , jika mendapat informasi awal tentang kematian anak dari media sosial Facebook.
"Tidak betul itu dari Facebook. Anggota Brimob yang mengasih tahu bahwa anak saya meninggal dunia. Bukan dari Facebook," tutupnya.
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/story_sosok_brigadir_hendra_anggota_brimob_polda_riau_gugur_di_papua_ibunda_dia_pahlawan.jpg)