Update Korban Banjir Jabodetabek, 43 Orang Meninggal - Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2050
Update Korban Banjir Jabodetabek, 43 Orang Meninggal - Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2050
Update Korban Banjir Jabodetabek, 43 Orang Meninggal - Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2050
TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah update korban meninggal dunia akibat bencana alam banjir dan longsor di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekas selama bencana itu terjadi, serta artikel soal Jakarta Diprediksi tenggelam pada tahun 2050.
Hingga Jumat (3/1/2020) pukul 09.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 43 korban jiwa akibat bencana banjir besar di wilayah Jabodetabek.
Berikut perincian data korban jiwa di wilayah Jabodetabek:
1. Jakarta Pusat: 1
2. Jakarta Barat: 1
3. Jakarta Timur: 7
4. Kota Depok : 3
5. Kota Bekasi: 3
6. Kota Bogor: 1
7. Kota Tangerang: 1
8. Kota Tangerang Selatan: 1
9. Kabupaten Bogor: 16
10. Kabupaten Bekasi: 1
11. Kabupaten Lebak: 8 (tambahan)
1. Hilang : 1 orang
2. Hipotermia: 3 orang
3. Terseret Arus Banjir: 17 orang
4. Tersengat Listrik: 5 orang
5. Tertimbun Tanah Longsor: 12 orang
6. Dalam Pendataan: 5 orang
Data tersebut dihimpun dari kompilasi Data BPBD, Kemenkes, dan Kemensos.
=====
2050, Jakarta Diprediksi Tenggelam
Dikutip dari Kompas.com, pemberitaan 8 November 2019, naiknya permukaan air laut karena perubahan iklim dan mencairnya gletser membuat Jakarta berpotensi tenggelam pada 2050 nanti.
Disebutkan dalam jurnal Nature Communications edisi 29 Oktober 2019, selain Jakarta, Indonesia, ada tujuh negara di Asia yang terancam tenggelam, yakni China, India, Bangladesh, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Jepang.
Para ilmuwan memprediksi, sekitar 300 juta orang Asia akan merasakan banjir tahunan beberapa dekade ke depan.
Proses naiknya permukaan air laut ada dua, yakni karena pencairan es di Antartika dan pemuaian air itu sendiri.
Namun lebih jauh lagi, peneliti iklim dan laut dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) Intan Suci Nurhati mengatakan, potensi tenggelamnya Jakarta juga disebabkan oleh perilaku masyarakat lokal.
Intan berkata, penyedotan air tanah juga membuat permukaan tanah di Jakarta turun.
