Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Begini Reaksi PBB Terkait Natuna Diklaim China dan Polemik Iran Vs Amerika Serikat

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bereaksi atas masalah internasional yang hangat dibicarakan belakangan ini.

Editor: Muhammad Ridho
(Geoseismic-seasia)
perairan indonesia di wilayah Natuna 

Reaksi PBB Terkait Natuna Diklaim China dan Polemik Iran Vs Amerika Serikat

Laut China Selatan adalah zona panas yang rentan memicu konflik antar negara.

Sebab, Laut China Selatan melewati beberapa negara Asean, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, Filipina. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bereaksi atas masalah internasional yang hangat dibicarakan belakangan ini.

Pertama mengenai konflik Amerika Serikat (AS) dengan Iran.

Konflik terjadi menyusul tewasnya seorang Jenderal Iran di Irak, Qasem Soleimani.

Permasalahan lainnya yakni klaim China atas Laut Natuna.

Tribunnews.com merangkum dari berbagai sumber inilah reaksi PBB untuk kedua permasalahan di atas.

1. Iran vs AS

Dikutip dari laman resmi PBB, yakni un.org, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq, mengatakan bahwa kepala PBB menginginkan para pemimpin AS maupun Iran harus menahan diri.

"Dunia tidak mampu melakukan perang lagi di Teluk," katanya.

Haq menyebut, PBB akan melakukan misi di Irak dan terus melakukan advokasi demi stabilitas keamanan.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan rilis resmi pernyataan penyerangan terhadap pemimpin Pasukan Pengawal Revolusi Islam / Islamic Revolutionary Guard Corps-Quds Force. Sementara merespon serangan tersebut, Iran siapkan balas dendam besar
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan rilis resmi pernyataan penyerangan terhadap pemimpin Pasukan Pengawal Revolusi Islam / Islamic Revolutionary Guard Corps-Quds Force. Sementara merespon serangan tersebut, Iran siapkan balas dendam besar (Kolase Foto (Wikimedia dan Pixabay))

2. PBB tak akui klaim China

Sementara Kompas TV memberitakan, PBB tidak mengakui klaim China atas wilayah Laut China Selatan.

Dasar penolakan tersebut adalah karena tidak sesuai dengan ketentuan ZEE, Zona Ekonomi Ekslusif.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved