Reynhard Sinaga Bius Korban Sebelum Lakukan Pemerkosaan, Ratusan Pria Jadi Korban, Hebohkan Inggris
Pelaku pemerkosaan ratusan pria di Inggris, Reynhard Sinaga, dicurigai menggunakan obat bius untuk melumpuhkan para korban.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Reynhard Sinaga, pelaku pemerkosaan ratusan pria di Inggris dicurigai menggunakan obat bius untuk melumpuhkan para korbannya.
Kepolisian mencurigai obat bius yang digunakan Reynhard Sinaga, pelaku pemerkosaan ratusan pria di Inggris adalah GHB (Gamma Hydroxybutyrate), obat yang dapat membuat korban tak sadarkan diri dan tertidur berjam-jam.
Obat ini, menurut pakar forensik dan toksikologi yang dihadirkan di pengadilan, Dr Simon Elliott, selain memiliki efek membuat korban tak ingat dan tertidur pulas, juga mengendurkan tubuh. Kondisi tubuh yang kendur memudahkan pemerkosaan melalui anus, menurut pakar.
Meski demikian, Reynhard Sinaga, pelaku pemerkosaan ratusan pria bersikukuh tidak membius korban. Walaupun semua film, dengan durasi berjam-jam, yang merupakan hasil rekamannya sendiri menunjukkan bahwa para korban pria tampak tak berdaya dan sebagian terdengar tidur mendengkur saat Reynhard melakukan aksinya.
Reynhard yang memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur di Indonesia pada 2006-juga bersikukuh bahwa para pria itu "berpura-pura tak bergerak sedikit pun" dan mereka telah setuju untuk terlibat dalam permainan "fantasi seksualnya".
Ada bukti film yang direkamnya sendiri, tapi Reynhard Sinaga menyanggah membius para korban.
Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester Inggris atas tindakan pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria dalam 159 kasus.
Tindakan kejahatan ini dilakukan selama rentang waktu sekitar dua setengah tahun. Sebagian korban diperkosa berkali-kali oleh Reynhard. Tindakan pemerkosaan itu semua dilakukan di apartemennya di pusat kota Manchester, yang menjadi tempat tinggalnya sejak 2011 sampai ditahan pada Juni 2017. Di area seputar tempat tinggalnya terdapat sejumlah kelab malam, tempat anak-anak muda berkumpul sambil minum-minum.
Para pria korban pemerkosaan Reynhard Sinaga mengatakan, mereka ingin Reynhard menderita atas apa yang telah dia lakukan terhadap para korban dan "membusuk di neraka".
Korban-korban pemerkosaan—semua adalah pria kulit putih Inggris berusia rata-rata 21 tahun—mengatakan, mereka "tak akan pernah melupakan saat polisi mendatangi mereka" dan mengungkapkan apa yang terjadi pada mereka. "Saya tidak akan melupakan hari ketika polisi mendatangi saya."
"Saya tidak tahu mengapa mereka perlu bertemu saya, tetapi saya bisa katakan bahwa saya merasa hancur saat mendengar bahwa saya adalah korban pemerkosaan setelah dibius dan tindakan seksual itu difilmkan oleh seorang pria, yang sekarang saya tahu pelakunya adalah Sinaga," kata seorang korban pria dalam pernyataan kepada Kepolisian Manchester Raya.
Persidangan Berlangsung Empat Tahap
Sejak awal persidangan, Reynhard menolak dakwaan melakukan pemerkosaan dan mengatakan bahwa hubungan seksual itu dilakukan atas dasar suka sama suka. "Saya seperti mati rasa, saya sangat terkejut, merasa dikhianati, sangat marah. Tindakannya menjijikkan, tak bisa dimaafkan. Ia secara masif menyalahgunakan kepercayaan saya terhadap manusia," kata korban lain kepada polisi dalam pernyataan yang diperoleh BBC News.
"Saya mengharapkan hal terburuk akan terjadi padanya. Saya ingin dia merasakan sakit dan penderitaan seperti yang saya rasakan. Ia menghancurkan satu bagian dari hidup saya," kata korban pria lain.
Korban pria lain mengatakan, "Saya ingat hari saat polisi mengontak saya, hari yang tidak akan pernah saya lupakan karena mengubah hidup saya selamanya."
Persidangan berlangsung dalam empat tahap, mulai Juni 2018 dan tiga tahap pada 2019. Namun, Pengadilan Manchester baru mengizinkan pemberitaan setelah hukuman dijatuhkan untuk sidang tahap ketiga dan keempat pada Senin (6/1/2020).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/reynhard-sinaga-pelaku-pemerkosaan-ratusan-pria.jpg)