Reynhard Sinaga Bius Korban Sebelum Lakukan Pemerkosaan, Ratusan Pria Jadi Korban, Hebohkan Inggris
Pelaku pemerkosaan ratusan pria di Inggris, Reynhard Sinaga, dicurigai menggunakan obat bius untuk melumpuhkan para korban.
Reynhard yang datang ke Inggris dengan visa mahasiswa pada 2007 itu menyanggah telah membius korban dan tetap bersikukuh bahwa yang terjadi adalah hubungan seksual suka sama suka.
Reynhard juga menyatakan bahwa para korban prialah yang mendekatinya dan bukan dia yang mencari sasaran di area seputar tempat tinggalnya.
Tetapi, dalam rekaman CCTV yang diperoleh polisi, pria 36 tahun itu terlihat sering keluar dari apartemennya lewat tengah malam dan dalam satu kesempatan, ia kembali dengan seorang pria muda hanya dalam waktu 60 detik.
Sidang Reynhard Sinaga berlangsung selama empat tahap sejak Juni 2018 dengan korban 48 orang pria. Namun, kepolisian Manchester mengatakan, korban dapat mencapai 190 pria, termasuk 48 orang yang telah dihadirkan sebagai saksi di pengadilan.
Polisi mengatakan, korban dapat lebih banyak lagi karena Reynhard kemungkinan telah melakukan aksinya bahkan sebelum ia tinggal di apartemen di pusat kota Manchester pada 2011.
Rekam Aksi Cabul Pakai Ponsel
Polisi mengungkap para korban pemerkosaan ini melalui dua telepon seluler (ponsel) milik Reynhard yang disita, yang berisi rekaman film berjam-jam. Satu ponsel digunakan untuk merekam tindakan pemerkosaan dari jarak jauh dan satu ponsel lagi dari jarak dekat yang dilakukan di apartemennya, sebagian besar di lantai di kamar tidur dan ada juga di lantai ruang tamu.
Sejauh ini masih ada sekitar 70 korban yang belum diidentifikasi. Stigma dan depresi menjadi korban pemerkosaan pria merupakan salah satu faktor yang menyulitkan identifikasi korban, kata polisi. Sebagian korban bahkan belum memberitahukan keluarga dekat ataupun teman.
Sebagian korban juga menolak untuk melihat film pemerkosaan yang direkam Reynhard. Kepolisian Manchester Raya menyatakan, dari 48 korban yang kasusnya telah disidangkan, 45 di antaranya adalah heteroseksual dan tiga homoseksual. Dari puluhan korban ini, 26 orang adalah pelajar.
Reynhard datang ke Inggris dengan visa mahasiswa pada 2007 dan memperoleh dua gelar magister di Manchester. Dia tengah mengambil gelar doktor dari Universitas Leeds saat ditangkap pada 2017.
Reynhard Sinaga ditangkap pada Juni 2017 saat seorang korban yang telah diperkosa terbangun, dan langsung memukulnya sebelum kemudian korban ini menelepon polisi. Dalam pernyataan kepada polisi, para korban pemerkosaan Reynhard Sinaga ini juga menyatakan harapan agar Reynhard mendapat ganjaran seberat mungkin.
"Tak ada hukuman penjara yang setimpal dengan apa yang telah ia lakukan terhadap saya," kata seorang korban. "Saya harap dia tidak pernah akan keluar dari penjara dan dia membusuk di neraka," kata korban lainnya.
Banyak korban yang mengatakan bahwa pemerkosaan yang mereka alami menyebabkan mereka depresi dan sulit bangkit untuk menghadapi hidup. "Saya ingin Sinaga mendapat ganjaran hukuman penjara selamanya karena perbuatan itu menyebabkan dampak besar. Tak hanya hidup saya, tetapi juga teman-teman dan keluarga serta para korban lain," kata salah seorang korban.
Korban lain mengatakan, "Pelaku kejahatan telah mengambil satu bagian dari hidup saya yang tak mungkin saya peroleh kembali, dan dia pantas mendapatkan hukuman terberat." Pernyataan yang dikutip polisi ini berasal dari korban-korban yang berbeda.
"Saya tidak pernah mengalami pengalaman seburuk ini dalam hidup saya dan saya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Saya didiagnosis mengalami depresi parah dan diberi obat antidepresi. Saya juga mulai mengikuti konseling," cerita seorang korban.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/reynhard-sinaga-pelaku-pemerkosaan-ratusan-pria.jpg)