KKB Papua Tembak Bus Karyawan Freeport, Penempak Diduga Dari Posisi Ketinggian, Ini Kronologinya

KAPOLDA Papua Irjen Paulus Waterpauw langsung mengecek lokasi bus PT Freeport Indonesia ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)

Editor: Muhammad Ridho
Facebook TPNPB
KKB di Papua menenteng senjata 

Pada pukul 08.20 WIT, tim medis dari TNI yang tiba di Mapolsek Kenyam langsung melakukan tindakan medis terhadap korban.

Hingga akhirnya korban dievakuasi ke Kota Timika, Kabupaten Mimika.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengungkap adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di sekitar perusahaan tambang eksplorasi bijih PT Freeport Indonesia.

Menurutnya, kelompok itu telah beraksi sejak lama dan ingin mengganggu perusahaan tersebut.

"Oh itu ada, KKB sebutannya, kelompok kriminal bersenjata.".

"Jadi mereka berkelompok, tapi sering melakukan perbuatan kriminal."

"Dan mereka bersenjata," kata Waterpauw dalam diskusi bertajuk 'Merajut Papua dalam Bingkai NKRI', di Gedung IASTH, Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Namun, ia menyebutkan personel KKB tersebut juga tidak begitu banyak.

Menurut Waterpauw, kelompok tersebut bisa memiliki senjata karena mencuri dan merampas dari aparat keamanan.

"(Personel) tidak banyak, mereka berkelompok. Mungkin daripada mereka nganggur, mereka freeman, mereka tidak punya gaya apa-apa."

"Modalnya merebut senjata anggota, mencuri, merampas, menganiaya anggota.".

"Dan dengan senjata yang mereka miliki itu, melakukan kekerasan itu tidak hanya kepada aparat, masyarakat mereka sendiri," ungkapnya.

Waterpauw menuturkan, motif yang disuarakan KKB ialah masalah kesejahteraan atau masalah ekonomi.

Selain menimpa Freeport, kelompok itu juga kerap meminta 'bantuan' kepada pengusaha dan pemerintah.

"Motifnya ekonomi, perusahaan-perusahaan, pemerintah, pengusaha-pengusaha tertantang sama mereka untuk meminta bantuan."

"Mau makan enak tetapi dengan caranya seperti itu," terangnya.

"Maka itu perlu kita buka dialog, komunikasi dengan mereka."

"Tapi mereka tidak pernah mau, karena mereka menjaga batas itu biar terlalu enak," tuturnya. (Theresia Felisiani/Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved