PKS Soroti Prabowo yang Kunker ke 7 Negara Sejak Dilantik, Gerindra: Jangan Genit
Kemudian disusul Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, dan Perancis pada 11-13 Januari 2020.
"Menhan jalan2 mulu yak...," tulisnya, Selasa (14/1/2020).
Kritikan ini pun dibalas dengan pembelaan oleh Partai Gerindra.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kunjungan kerja ke luar negeri yang dilakukan Prabowo bukan kehendak pribadi.
Ia juga menegaskan, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo ke luar negeri merupakan perintah Jokowi.
"Kunker itu atas perintah Presiden, dalam rapat terbatas (diminta) untuk meninjau meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang dikunjungi," kata Dasco di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
"Ini sekaligus melihat alat-alat pertahanan. Jadi bukan kehendak Pak Prabowo untuk jalan-jalan," ujar dia.
Selain itu, Dasco mengatakan, kepergian Prabowo ke luar negeri tersebut telah melalui keputusan rapat terbatas menteri dan presiden.
Ia juga meminta PKS tidak genit berkomentar.
"Ya dalam rapat terbatas (diminta Jokowi). Dalam rapat-rapat bidang pertahanan. Satu lagi, (PKS) jangan genit," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Diketahui, Prabowo melakukan lawatan ke luar negeri dalam rangka menjalankan tugas utama sebagai Menteri Pertahanan yakni, diplomasi pertahanan.
Dalam diplomasi pertahanan ini juga sebagai upaya implementasi modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, diplomasi pertahanan merupakan bagian penting dari konsep besar pertahanan Indonesia.
"Sejak awal beliau menyatakan, dua bulan sampai enam bulan pertama beliau akan fokus pada modernisasi alutsista," ujar Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Di sisi lain, lanjut Dahnil, apa yang tengah diperjuangkan Prabowo kerap menuai kritik.
Menurut dia, pengkritik terhadap alur kebijakan Prabowo itu pada umumnya tak memahami tentang pertahanan.
"Nah kritik kenapa harus sering ke luar negeri, berangkat dari pengamat politik yang enggak paham tentang pertahanan, padahal tugas Menhan adalah diplomasi pertahanan," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya/Tsarina Maharani)
