Ditpolair Polda Riau Cegat 2 Speedboat Pembawa 25 Ribu Bungkus Rokok Ilegal
Tim dari Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Riau, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan puluhan ribu bungkus rokok ilegal.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ilham Yafiz
Ditpolair Polda Riau Cegat 2 Speedboat Pembawa 25 Ribu Bungkus Rokok Ilegal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -Tim dari Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Riau, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan puluhan ribu bungkus rokok ilegal.
Upaya penyelundupan itu dilakukan di wilayah perairan Tembilahan, Kabupaten Inhil.
Dua kapal speedboat yang digunakan sebagai sarana pengangkut rokok ilegal, masing-masing boat Putra Sriwijaya dan boat Dayat Jaya, dicegat petugas ketika berada di perairan Terusan Mas, Jumat (31/2/2020), sekira pukul 00.30 WIB.
Direktur Polair Polda Riau, Kombes Badaruddin menerangkan, pengungkapan ini berkat giat patroli rutin yang ditingkatkan oleh jajarannya di daerah tersebut.
Dimana aktivitas penyelundupan rokok tanpa dilengkapi pita cukai ini, marak masuk ke wilayah Riau, khususnya lewat jalur perairan.
Kita terus mengetatkan pengawasan, dulu mereka lewat Pulau Kijang, sekarang masuk lewat tempat lain. Tapi tetap kita kejar mereka," kata Kombes Badaruddin, didampingi Kasubdit Gakkum AKBP Wawan Setiawan, saat ekspos kasus, Rabu (5/2/2020).
Lanjut Badaruddin, dari hasil penggeledahan, didapati 2 jenis rokok merk Luffman.
"Masing-masing speedboat membawa 25 tiem atau dus. Dimana 1 tiem berisi 50 slop. Jadi total yang yang diamankan sekitar 25 ribu bungkus," tuturnya.
Dipaparkan Badaruddin, dua orang yang merupakan operator dua speedboat tersebut, turut diamankan.
Mereka masing-masing bernama Juarsa dan Mulyadi.
Keduanya mengaku baru sekali mengangkut rokok ilegal. Dengan upah sekali jalan Rp1 juta per speedboat.
Ditegaskan Direktur Polair lagi, aktivitas penyelundupan rokok ilegal ini sangat merugikan negara. Serta bisa mengganggu iklim bisnis rokok yang resmi.
"Rokok ini mau dibawa ke Tembilahan. Sampai di Tembilahan nanti disebar lagi. Sistemnya mereka ini berubah, biasanya langsung partai besar. Tapi karena sering tertangkap, mereka pakai sistem langsir (sedikit-sedikit)," urainya.
Para pelaku penyelundup ini disebutkan Badaruddin, sengaja memilih waktu malam hingga dini hari.
