Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berangkatkan Jemaah Umrah Tertunda, Layanan Manajemen Baru PT Kiblatain Jaya Wisata Lebih Terjamin

PT Kiblatain Jaya Utama di bawah manajemen baru memberangkatkan jemaah umrah yang tertunda pada tahun lalu.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: ihsan
foto/istimewa
Jemaah umrah yang tertunda akhirnya diberangkatkan manajemen baru travel umrah PT Kiblatain Jaya Wisata. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Setelah gagal memberangkatkan jemaah umrah pada 26 Maret 2019, travel PT Kiblatain Jaya Utama akhirnya berganti manajemen.

Di bawah manajemen baru, travel ini kemudian memberangkatkan sebanyak 50 jemaah umrah yang batal berangkat pada tahun lalu. Hasyim, warga Rokan Hilir termasuk satu di antara jemaah yang berangkat ke Tanah Suci.

"Alhamdulillah, ini juga berkat doa para jemaah. Di antara mereka secara ekonomi tidak beruntung, namun terus menabung untuk berangkat. Akhirnya cita-cita kita ke tanah suci terkabulkan," kata Hasyim, Minggu (16/2/2020).

Ia sempat was-was saat PT Kiblatain Jaya Wisata memutuskan menunda keberangkatan jemaah umrah pada 2018 lalu.

Namun, dengan beralih kepemilikan dan berganti manajemen, Hasyim bersyukur akhirnya bisa melihat langsung Kakbah.

Selain, itu ia juga mengaku sangat menikmati pelayanan travel umrah PT Kiblatain Jaya Wisata di bawah manajemen baru tersebut.

Hasyim yang juga Camat Pujud, Rokan Hilir menceritakan pengalaman selama menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci. Jemaah, menginap di hotel berbintang serta dekat dengan Masjid Nabawi di Madinah serta Kakbah di Mekah.

"Jaraknya hanya dibatasi jalan. Di Madinah itu, kalau tidak salah dekat sekali dengan pintu 26. Begitu juga di Mekah sangat dekat," tuturnya lagi dengan wajah berbinar-binar.

Kiblatain Jaya Wisata di bawah kepemilikan dan manajemen lama sebelumnya sempat diterpa masalah. Karena sekitar 50 jemaah umrah gagal berangkat, Maret 2018 silam.

Saat itu, bahkan jemaah telah terbang ke Malaysia sebelum akhirnya melanjutkan penerbangan ke Tanah Suci. Namun, sesampai di Malaysia terjadi masalah ketika nama jemaah tidak muncul dalam daftar penerbangan.

Belakangan, Kiblatain akhirnya beralih kepemilikan dan manajemen. Setahun kemudian masalah itu berhasil diselesaikan dengan baik.

Para jemaah termasuk Hasyim berhasil diberangkatkan ke tanah suci medio 2019.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi mengapresiasi kebijakan manajemen baru Biro Travel Kiblatain Jaya Wisata sudah memberangkatkan jemaah umrah setelah sebelumnya sempat tertunda.

Ia menceritakan, PT Kiblatain Jaya Baru dulunya bermasalah, meninggalkan ratusan jemaah gagal berangkat.

Namun, usai diambil alih oleh pemilik baru, langkah pertama dilakukan manajemen memberangkatkan mereka semuanya.

Kebijakan manajemen baru PT Kiblatain Jaya Wisata ini mendapat pujian dari politisi PPP. Sebab manajemen baru memiliki niat dan itikad sangat baik memberangkatkan jemaahnya.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemilik dan manajemen PT Kiblatain Jaya Wisata yang baru. Karena dulu banyak warga saya tertunda berangkat. Setelah kita urus dengan manajemen baru ini, Alhamdulilah semua diberangkatkan," kata Husaimi.

Ia menjelaskan, itikad baik dari manajemen baru ini, semua jemaah tertunda berangkat tahun 2018 silam, semua sudah diberangkatkan.

"Jadi sudah clear masalahnya. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih bagus lagi," imbuhnya.

Kebijakan diambil manajemen baru PT Kiblatain Jaya Wisata merupakan keputusan berani.

"Biasanya kalau ada jemaah umrah gagal berangkat itu, tidak akan diberangkatkan lagi. Tapi Allhamdulilah setelah kita urus, dan manajemenya diganti, semua bisa berangkat," kata Husaimi.

Pihaknya berharap kepada manajemen baru Biro Travel Kiblatain Jaya Wisata yang sekarang agar terus menjaga kepercayaan kepada masyarakat. Khususnya calon jemaahnya akan diberangkatkan ke tanah suci.

"Pesan kami, tolong jaga kepercayaan masyarakat. Yang sudah bagus ini, harus dipertahankan dan tingkatkan lagi," ujarnya.

Pimpinan PT Kiblatain Jaya Wisata Wilayah Riau, Haji Fadhli Rahman, MPd menjelaskan, di bawah manajemen baru, jemaah hanya menyetorkan Rp 3 juta untuk mendaftar berangkat umrah.

Ketika tiket pesawat, visa dan hotel sudah selesai, maka barulah dibayar lunas oleh jemaah.

Selain itu, Fadhli Rahman mengatakan, PT Kiblatain Jaya Wisata juga menggandeng BRI Syariah, sebagai tempat penyimpanan uang pendaftaran.

"Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan dengan sistematis. Kita menggandeng BRI Syariah untuk jaga titik aman uang jemaah. Jika sudah mendaftar Rp 3 juta, kita uruskan semua perlengkapannya. Jika sudah selesai kita akan kembali koordinasi dengan mereka," jelasnya.

Hingga tahun 2020 ini, tuturnya, ratusan jemaah telah diberangkatkan ke tanah suci dalam tiga gelombang.

Sebagian dari jemaah, katanya, mendapatkan pengalaman luar biasa dari segi pelayanan mulai dari Bandara hingga akomodasi di tanah suci.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT Kiblatain Jaya Wisata saat ini, Sintya Nurwahuni menceritakan, proses peralihan perusahaan bermula medio 2018.

Ketika itu ada pertemuan pemilik dan manajemen lama dengan seorang calon investor bersedia mengambil alih perusahaan.

Awalnya manajemen lama hanya menyampaikan PT Kiblatain Jaya Wisata gagal memberangkatkan 50 jemaah setelah sampai di Kuala Lumpur.

Namun, setelah terjadi kesepakatan peralihan diketahui masih ada puluhan jamaah jamaah telah membayar lunas dan belum diberangkatkan hingga total keseluruhan 119 jemaah.

Ditambah beberapa puluh jamaah telah menyetorkan uang muka kepada manajemen lama antara Rp 5-15 juta.

Mengetahui kondisi sebenarnya, sempat terjadi deadlock dalam proses peralihan tersebut, hingga akhirnya manajemen baru memutuskan melanjutkan proses setelah bertemu secara langsung dengan para jamaah adanya kesepakatan pola recovery.

“Hingga akhirnya seluruh jamaah berhasil diberangkatkan sejak November 2018 hingga Maret 2019 di musim Umrah 1440 H lalu,” tutur Sintya Nurwahyuni.

Sejak awal peralihan pada November 2018 hingga saat ini, manajemen baru telah memberangkatkan setidaknya 700-an jamaah ke tanah suci. Jumlah ini terbilang cukup kecil bagi sebuah biro travel umrah.

“Calon jemaah cukup membayar uang muka, selanjutnya jamaah menyetorkan sisa BPIU ke rekening tabungan atas namanya sendiri layaknya tabungan haji,” pungkasnya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved