Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Khawatir Virus Corona, Mata Garuda Riau Gelar Seminar Awam Coronavirus 'Tak kenal maka tak tenang'

Mata Garuda Riau, menggelar kegiatan dengan tajuk Seminar Awam Coronavirus (2019-nCoV) "Tak kenal maka tak tenang”, di Pekanbaru, Minggu (1/3/2020).

Istimewa
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Dra Hj Mimi Yuliani Nazir, menerima piagam penghargaan dari Ketua Mata Garuda Riau Wira Satria, pada Seminar Awam Coronavirus (2019-nCoV) "Tak kenal maka tak tenang”, di Pekanbaru, Minggu (1/3/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Organisasi alumni penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI, Mata Garuda Riau, menggelar kegiatan dengan tajuk Seminar Awam Coronavirus (2019-nCoV) "Tak kenal maka tak tenang”, di Pekanbaru, Minggu (1/3/2020).

Acara itu berlangsung di Auditorium H Wan Ghalib, Perpustakaan Soeman HS kota Pekanbaru. Didukung langsung Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau dan Rumah Khitan dr. Wawan.

Hadir saat itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Dra . Hj. Mimi Yuliani Nazir yang langsung membuka kegiatan secara resmi.

Seminar Awam Coronavirus (2019-nCoV) diisi oleh 3 orang pembicara, yakni dr. Dewi Anggraini, Sp.MK(K) dengan materi mengenal dan mendeteksi virus corona 2019 (SARS-CoV-2), dr. Indra Yovi, Sp.P(K) memaparkan Gejala dan penanganan penyakit akibat virus corona 2019 (COVID-19), dan dr. Dani Rosdiana, Sp.PD, FINASIM berbicara soal Vaksinasi: Coronavirus and beyond. Sementara peserta kegiatan dari berbagai kalangan khususnya mahasiswa dan pemuda dari berbagai latar belakang di Riau.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Dra Hj Mimi Yuliani Nazir mengapresiasi kegiatan Seminar tersebut. Ia menyebut, permasalahan Virus Corona saat ini telah menjadi permasalaham global yang harus mendapatkan penanganan yang begitu luar biasa.

"Permasalahan corona berawal di akhir Desember 2019, terus mengalami peningkatan di negara-negar tertentu. Termasuk di negara tetangga kita yakni Singapur, Jepang, dan sekarang yang juga tinggi itu Korea Selatan," ungkap Mimi saat membuka kegiatan Seminar.

Ia menyampaikan, masalah virus corona telah menjadi perhatian semua pihak, dari internasional, nasional hingga tingkat daerah di Indonesia.

Corona tidak hanya menjadi masalah kesehatan dunia, tetapi juga berdampak pada ekonomi global yang sangat tertanggu, bahkan segala kegiatan-kegiatan yang biasa diikuti nmasyarakat menjadi terhalang.

"Indonesia sampai saat ini belum ada terkomfirmasi positif Corona, Alhamdulillah. Mudah-mudahan ini bertahan sampai kondisi (virus corona, red) ini berkahir," jelas Mimi.

Ia menyebut, meski Indonesia saat ini belum terdapat kasus, namun Pemprov Riau khususnya tidak akan tenang dan diam tanpa berbuat. Berbagai upaya pencegahan terus dilakukan, mulai dari pemeriksanaan masyarakat baik WNA atau WNI yang datang dari luar negeri lewat jalur bandara ataupun pelabuhan.

"Kita lakukan dengan memindai orang-orang yang datang dari luar negeri. Riau pun sudah melakukan pembentukan tim penanggulan penyakit ini, kasus ini terus dimonitor di seluruh rumah sakit di Riau. Jika ada yang terjangkit kita juga sudah menyiapkan 3 rumah sakit rujukan," ujarnya.

"Kita juga instruksikan ke semua RS di Riau untuk sama-sama mengawasi dan monitor jika ada yang terserang virus corona. Semua sudah sesuai standar kemenkes. Kepala daerah semua komitmen melakukan penanggulangan dan pencegahan virus corona. Saya sendiri sudah memantau langsung kesiapan teman tim penanggulangan," tambahnya.

Sementara itu, dalam materi Seminar Awam Coronavirus (2019-nCoV), dr. Dewi Anggraini, Sp.MK(K) menjelaskan, virus corona mulai heboh pada 31 Desember 2019 lalu di China. Melihat adanya beberapa masyarakat serentak mengeluhkan kasus atau penyakit yang sama dan tak ditemui sebelum-sebelumnya, membuat China akhirnya melaporkan itu ke WHO.

"7 Januari 2020, akhirnya ada laporan dari berbagai negara lain tentang virus corona ini. Lalu kasus ini semakin meningkat tajam pada 30 Januari 2020 di seluruh dunia. Belakangan ini statusnya naik, China memang dengan korban paling banyak, tapi kasusnya mulai menurun, sementara di luar China kasus ini mengalami peningkatan," katanya.

"Per 1 Maret 2020, tercatat 86.960 kasus corona di seluruh dunia dengan 2.977 kematian. Selain China paling banyak kasus, perhatian dunia saat ini juga pada Korsel yang mengalami peningkatan," tambah Dewi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved