Karhutla 2020
Panglima dan Kapolri Tiba di Lokasi Acara Peluncuran Dashboard Lancang Kuning Nusantara
Panglima dan Kapolri memasuki ruangan tempat berlangsungnya acara di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, sekitar pukul 09.40 WIB.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Sesri
“Kami juga bisa memobilisasi sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya lain untuk keperluan pemadaman. Kami memetakan di mana letak peralatan–peralatan itu ada, pos–pos BNPB yang ada di kabupaten kami data, Polsek dan Koramil kami data," sebut Irjen Agung.
"Demikian juga perusahaan–perusahaan yang memiliki alat pemadaman juga kami data. Sehingga kami bisa mengerahkan peralatan maupun personel yang ada di titik api tersebut untuk membantu proses pemadaman,” sambung dia.
Dashboard tersebut juga memudahkan seluruh jajaran untuk berkoordinasi secara langsung dengan para petugas yang sedang bekerja.
Pada kesempatan tersebut, Kapolda Riau juga langsung memperagakan bagaimana sistem kerja aplikasi itu di hadapan Presiden.
Terlebih dahulu, dia mencari keberadaan titik api lewat peta. Setelah didapatkan data lengkap, termasuk siapa personel yang sedang bertugas di lokasi, dia pun mencoba menghubungi nomor telfon personel terkait.
“Siap Jenderal, pemadaman masih dilakukan pendinginan, api sudah tidak ada, hanya mengeluarkan asap Jenderal. Api sudah dapat dipadamkan Jenderal,” ungkap Marino Yures, anggota polisi yang berada di salah satu titik api di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis.
Di lapangan, Marino bertugas memadamkan api bersama dengan sejumlah elemen yang terdiri atas unsur Polri 6 personel, TNI 6 personel, BPBD 5 personel, Damkar Kecamatan Rupat 7 personel, Masyarakat Peduli Api 3 personel, dan masyarakat sekitar sejumlah 15 orang.
“Kami ingin bersinergi dalam memadamkan karhutla secepatnya. Ini menjadi komitmen kami bagaimana penanganan kebakaran hutan di Provinsi Riau menjadi prioritas kami,” tegas Kapolda Riau.
Presiden Jokowi sendiri sudah mengingatkan sekaligus menginstruksikan, apabila ditemukan titik api sekecil apapun di suatu wilayah, maka pihak terkait diminta untuk sesegera mungkin memadamkan titik api tersebut sebelum terlanjur membesar.
Menurutnya, pemerintah sebenarnya memiliki infrastruktur dan instrumen hingga ke tingkat bawah untuk menangani hal tersebut.
“Kita punya Babinsa, Babinkamtibmas, beri tahu mereka. Gubernur, bupati, wali kota, ada kepala desa, beri tahu mereka. Instrumen dan infrastruktur kita ada. Sehingga sekali lagi kalau ada api sekecil apapun segera padamkan, jangan sampai meluas dan sulit diselesaikan,” tutur Presiden.
Jokowi juga memerintahkan agar frekuensi pemeriksaan di lapangan lebih ditingkatkan. Menurutnya, fungsi pengawasan memiliki peranan vital dalam upaya pencegahan karhutla agar tidak meluas.
“Saya minta frekuensi patroli lapangan terutama di wilayah rawan kebakaran tolong mulai diperintahkan kepada aparat di bawah kita sehingga penguasaan lapangannya betul–betul bisa kita kuasai. Pemerintah daerah dan aparat teritorial seperti Babinsa dan Babinkamtibmas itu betul–betul dikerahkan dan melibatkan partisipasi masyarakat. Kita harapkan kondisi harian di lapangan selalu terpantau,” tandasnya.
(Tribunpekanbaru. com/Rizky Armanda)