UNGKAP FAKTA Miris Pandemi Corona di Indonesia, Pakar UI Soroti Penanganan Covid-19 oleh Pemerintah
ia menyangsikan kasus pasien 1 dan 2 terjangkit Covid-19 karena tertular dari warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia.
Sebelumnya, Dirut Telkom Ririek Adriansyah mengakui ada salah satu pegawainya yang meninggal karena flu, sesak, dan batuk.
Namun, menurut Ririek, D memang punya riwayat panjang sakit serupa.
"Bahwa benar ada seorang karyawan kami yang meninggal pagi ini di Rumah Sakit dr Hafiz (RSDH) Cianjur.
“Berdasarkan riwayat medis yang tercatat di perusahaan, sejak tahun 2010 yang bersangkutan memiliki keluhan dan sering mengalami radang saluran nafas dan batuk pilek," ungkap Ririek seperti dilansir kompas tv.
Namun, untuk lebih memastikan dugaan penyebab meninggalnya sang karyawan, Telkom telah berkoordinasi dengan Kemenkes.
"Saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium," katanya.
Menurut Ririek, sejak merebaknya wabah virus corona (Covid-19), Telkom secara aktif telah melakukan langkah-langkah preventif terhadap upaya pencegahan penyebaran virus.
Salah satu upayanya adalah dengan menyampaikan himbauan kepada seluruh karyawan untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Selain kami telah mensosialisasikan pengenalan dan pencegahan gejala penyakit virus corona (Covid-19), menghimbau untuk senantiasa memantau perkembangan penyebaran melalui media informasi resmi, dan mengaktifkan posko yang melibatkan tenaga medis serta call center yang dapat dihubungi 24 jam," ucapnya.
Y Kakak D, mengatakan adiknya meninggal dunia diduga karena penyakit jantung.
“Kami (keluarga) konsultasi sama dokter di jantungnya ada pembengkakan.
Di paru-parunya sudah ada cairan. Secara medis saya cuma dijelasin sampai hari ini, corona masih negatif,” ujar Y di kediaman pasien, kawasan Tambun Selatan, Selasa (3/3/2020).
Y mengatakan, adiknya itu pulang dari tugas di Malaysia pada 17 Februari 2020.
Dia pulang sekitar pukul 04.00 WIB.
Saat itu diakui Y, kesehatan adiknya menurun karena kelelahan. Lalu, adiknya itu dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi untuk diperiksa.
“Inisiatif pertama kalau corona setahu saya tiga hal, batuk, panas, terus sama sesak. Nah ini tidak ada yang namanya batuk sekalipun tidak ada batuk, tidak ada panas, suhunya normal hanya dia agak sesak kita bawa ke Mitra,” kata dia.
Kemudian, D sempat diisolasi sampai tiga hari di Rumah Sakit Mitra.
Saat dicek ternyata hasilnya negatif, tidak dinyatakan virus corona.
“Jadi selama di Mitra tidak batuk dan tidak panas, hanya sesak nafas karena dii paru-parunya sudah ada cairan,” ucap dia.
Karena merasa badannya masih drop, D kemudian pergi ke Cianjur untuk berobat.
Dia pun memilih berobat di RSDH Cianjur lantaran di sana ada banyak keluarganya.
“Kenapa dibawa ke Cianjur karena di enggak ada keluarganya di sini. Di Cianjur ada mertua, ada adiknya supaya kalau ada apa-apa dekat.
Lalu dibawa ke RSDH statusnya apa dicek di sana, ternyata negatif,” tambah dia.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Blunder Indonesia Tangani Covid-19, yang Positif Disebut Negatif, Pakar Epidemiologi UI Fakta Miris
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona-atau-covid-19.jpg)