Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jumlah PDP Covid 19 di Riau

2 PDP Virus Corona yang Dirawat di RSUD Mandau Meninggal Dunia, Diskes Lakukan Tracking Kontak

Status kedua pasien ini adalah PDP Virus Corona pihak RSUD Mandau melakukan penatalaksanaan jenazah sesuai dengan SOP atau protokol penanganan Corona

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Kompas.com/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
2 PDP Virus Corona yang Dirawat di RSUD Mandau Meninggal Dunia, Diskes Lakukan Tracking Kontak 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Dua orang pasien ini adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang di rawat di RSUD Mandau meninggal dunia pada Rabu (15/4) siang.

Hal ini diungkap Direktur RSUD Mandau Dr Sri Sadono Mulyanto kepada tribun saat di konfirmasi melalui seluler.

Menurut dia dua pasien tersebut diantaranya perempuan berusia 60 tahun.

Pasien awalnya masuk pada hari Senin kemarin di rawat di RSUD Mandau.

"Selasa kemarin dipindahkan ke ruangan isolasi Covid-19 karena memiliki gejala.

Namun sekitar pukul 11.00 WIB tadi menghembuskan nafas terakhirnya," ungkap Direktur RSUD Mandau.

Pihaknya sudah melakukan pengambilan sampel Swab terhadap pasien ini.

Sampel Swab ini sudah di kirimkan dan hasil sampai saat ini belum keluar.

Menurut dia, terhadap pasien ini juga sudah dilakukan rapid test oleh petugas RSUD Mandau, hasil dari rapid test - nya negatif.

Sementara itu satu PDP Virus Corona lagi berjenis kelamin laki laki berusia 36 tahun.

Pasien tersebut masuk RSUD Mandau Selasa sore kemarin sekitar pukul 17.00 WIB.

"Siang tadi menghembuskan nafas terakhirnya. Kita juga sudah mengampil sampel swab dan sudah dikirimkan, hasilnya belum keluar," tambah Direktur RSUD Mandau.

Dari pemeriksaan rapid tes terhadap PDP ini juga negatif.

"Status kedua pasien ini adalah PDP Virus Corona pihak RSUD Mandau melakukan penatalaksanaan jenazah sesuai dengan SOP atau protokol penanganan PDP Covid-19," pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis Ersan Saputra membenarkan adanya dua PDP Virus Corona yang dirawat di RSUD Mandau meninggal dunia siang tadi.

Menurut dia saat ini pihak RSUD masih melakukan pemakaman terhadap pasien tersebut sesuai dengan protokol penanganan Covid-19.

Meskipun hasil rapid tes keduanya dinyatakan negatif, tim gugus tugas akan tetap melakukan tracing kontak terhadap keluarga dan mereka yang sempat melakukan kontak dengan pasien.

"Sore ini pihak rumah sakit sedang melakukan pemakaman terhadap pasien. Nanti setelah itu kita minta pihak rumah sakit melakukan pendataan alamat dan keluarganya, kemudian akan kita lanjutkan ke Puskesmas tempat pasien tinggal melakukan tracking kontak," singkatnya.

Istri Jumpa Teman dari Jakarta Saat Reunian, Suami Meninggal Dunia, Pelayat dan Keluarga Diisolasi

Warga Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak yang meninggal dunia, Sabtu (11/4/2020) malam di RSUD Tengku Rafian Siak, inisial SN (63), dianggap sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pertama yang meninggal dunia di kabupaten itu.

Selain hasil rapid testnya positif Covid-19, belakangan diketahui istri korban mempunyai riwayat perjalanan ke Sumatra Barat dan pulang ke Siak pada 19 Maret 2019 lalu.

"Awalnya informasi ini tidak terungkap, sehingga pemeriksaan pertamanya kita anggap flu biasa. Selain itu, anak korban juga seorang petugas kesehatan di Puskesmas Siak," kata Direktur RSUD Tengku Rafian Siak dr Benny Chairuddin pada konferensi pers di posko gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Siak, Minggu (12/4/2020).

Benny menguraikan, SN dibawa keluarganya ke IGD RSUD Tengku Rafian Siak pada Sabtu (11/4/2020) pukul 18.00 WIB.

Keluhan pasien adalah radang tenggorokan dan sesak nafas.

Itu terjadi sejak 15-30 menit sebelum pasien diantar ke rumah sakit.

"Sebelumnya, satu minggu yang lalu, pasien sudah pernah datang ke RSUD dengan keluhan demam dan nyeri tenggorok," kata Benny.

Namun, dalam pemeriksaan kala itu tidak ditemukan adanya riwayat kontak dengan orang positif Covid-19 atau riwayat perjalanan ke luar daerah.

Pihak keluarga tidak pernah menyampaikan ada riwayat perjalanan ke luar daerah.

"Waktu itu tanggal 5 April 2020. Maka kami anggap pasien hanya mengalami flue biasa dan boleh dipulangkan," kata dia.

Sedangkan riwayat sakit berat juga tidak ditemukan.

Pasien itu adalah perokok aktif tapi tidak punya riwayat diabetes, ginjal dan lain-lain.

Pasien selama ini dalam sehat.

"Jadi kita tidak pernah berpikir adanya penyakit berat sebelumnya," kata dia.

Saat datang kedua kalinya, Sabtu kemarin, pasien datang dengan kondisi lemah.

Tekanan darahnya 60/40, nafasnya sangat cepat, yakni 40 kali per menit.

Suhunya 36,8, tidak tinggi karena sudah minum obat.

"Ketika diperiksa bagian paru ditemukan suara nafas tidak normal atau menandakan adanya radang paru," kata dia.

Saat pasien ditangani, pihak RSUD Siak bertanya lagi ke pihak keluarganya tentang riwayat perjalanan.

Informasi yang diberikan pihak keluarga, yang bersangkutan tidak pernah kemanapun.

"Pukul 18.45 WIB terjadi penurunan kesadaran dan kondisi semakin buruk, pasien berhenti bernafas. Dilakukan pertolongan pompa jantung selama 35 menit. Berkali-kali," kata dia.

Pada pukul 19.30 WIB, tidak ada respon atas pertolongan itu.

Pasien dinyatakan meninggal dunia.

"Selama masa sebelum meninggal itu kita sudah mengambil sampel darah untuk laboratorium," kata dia.

Sementara prosedurnya, seorang pasien meninggal belum boleh diambil selama 2 jam.

Namun keluarga tetap minta agar pasien dibawa pulang.

Akhirnya keluarga pasien membuat pernyataan dengan pihak rumah sakit.

Setelah 20 menit pasien dibawa pulang, pihak RSUD Siak akhirnya mendapat informasi bahwa istri pasien pernah melakukan perjalanan dari Sumatra Barat.

Pada 19 Maret istri pasien baru pulang dari Sumatra Barat.

"Istri pasien pernah ke luar kota untuk reunian. Teman sekolahnya ada yang berasal dari Jakarta dan lain sebagainya," kata dia.

Pihak RSUD Siak mencari informasi lagi ke pihak keluarga.

Akhirnya anak pasien mengaku ibunya baru dari luar kota.

Selain itu, anak pasien juga bekerja di Puskesmas Siak.

Sementara sampel darah pasien yang sudah diambil dikonsultasikan dengan dokter spesialis paru.

Dokter spesialis paru menyarankan agar dilakukan rapid test.

Hasil rapid tes tersebut ternyata positif Covid-19.

"Pasien ini meninggal dunia tentu harus diselesaikan cepat, kita putuskan pasien sebagai PDP diduga kena Covid-19. Perlakuan terhadap jenazah melalui Protokol Covid-19," kata Benny.

Akhirnya jenazah pasien itu dijemput ke rumah duka, di Kampung Rempak.

Jenazah dibawa kembali ke RSUD Siak untuk disterilisasi.

"Penjemputan jenazah didampingi TNI dan Polri. Saya memberikan penjelasan ke pihak keluarganya," kata dia.

Setelah disterilisasi di RSUD Tengku Rafian Siak, jenazah dimakamkan di TPU Suak Santai Kelurahan Kampung Dalam, Siak.

Proses pemakaman sesuai SOP pemakaman pasien positif Covid-19.

Pemakaman ini disaksikan langsung Bupati Siak Alfedri.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Siak Raja Tonny Chandra mengatakan, akurasi hasil rapid tes belum tentu benar.

Namun hasil swab menunggu waktu sehingga diambil kesimpulan, pasien adalah PDP Covid-19 yang meninggal dunia.

"Tujuannya untuk menyelamatkan kita semua, untuk berjaga-jaga supaya cepat kita putus rantai dan potensi penyebarannya," kata dia.

Hasil swab tetap ditunggu untuk memastikan pasien itu benar positif Covid-19 atau tidak sama sekali.

Pelayat dan Keluarga Pasien di Isolasi

Bupati Siak Alfedri memberlakukan SOP Covid-19 terhadap keluarga dan pelayat yang sempat datang ke rumah duka.

Pelayat didata dan disuruh melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.

"Ini kita perhatikan, agar tidak keluar rumah. Harus berdiam di dalam rumah masing-masing," kata dia.

Sedangkan keluarga pasien diisolasi di asrama haji selama 14 hari.

Isolasi ini akan dikelola langsung oleh pihak kesehatan dan tidak dibolehkan mereka keluar.

"Asrama haji sudah disiapkan dan dibuatkan posko di pintu masuk. Tidak dibenarkan orang lain masuk ke asrama haji itu selama mereka di isolasi kecuali petugas medis. Ini dijaga betul," kata dia.

Selama isolasi diberikan makan dan minum yang ditanggung Pemkab Siak.

Kemudian akan dilaksanakan rapid tes terhadap seluruh keluarga pasien.

"Penanganan di lingkungan akan dilaksanan oleh tim pencegahan Covid-19.

Lingkungan tempat tinggal pasien harus disterilisasi," kata dia.

PDP Virus Corona Meninggal Dunia - Tribunpekanbaru.com / Muhammad Natsir.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved