Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Cemburu Pada China, Donald Trump Hentikan Bantuan Jutaan Dolar AS ke WHO, Ini Kronologisnya

AS menghentikan bantuan sebesar 500 juta dolar AS kepada WHO. Donald Trump menilai WHO tidak mampu tangani wabah Virus Corona

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
tribunpekanbaru.com
Donald Trump dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUNPEKANBARU.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menangguhkan bantuan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) senilai jutaan dolar. Penghentian bantuan itu dikarenakan Donald Trump menilai badan PBB itu tak mampu mengelola pandemi Virus Corona .

Saat ini, Amerika Serikat adalah negara yang paling parah terdampak infeksi Virus Corona.

Saat ini tercatat, hampir 26.000 orang meninggal di negara adidaya itu akibat Virus Corona. 

Selama ini, Amerika Serikat adalah adalah penyumbang tunggal terbesar bagi WHO.

Setiap tahun, Amerika Serikat menyuntikan dana segar sekitar 500 juta Dolar AS bagi WHO.

Dari total nilai itu, sebanyak 116  juta Dolar AS diamanatkan oleh PBB dan sekitar 400 juta Dolar AS dalam bentuk bantuan sukarela.

Dihentikannya bantuan terhadap WHO tersebut, setelah beberapa waktu terakhir, Donald Trump secara bertubi-tubi menyerang badan kesehatan PBB yang bermarkas di Jenewa itu.

China dan Amerika Serikat Kembali Berseteru, Trump Diminta Penuhi Kewajiban kepada WHO

TOTAL 1.920.057 Orang Terinfeksi Virus Corona, WHO Sebut 3 Vaksin Covid-19 Telah Diuji Pada Manusia

Perseteruan itu bermulai ketika, Trump menolak pengawasan WHO atas wabah itu di Amerika Serikat. 

Berikut rentetan perseteruan Presiden AS Donald Trump dengan WHO seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Aljazeera.com :

30 Januari 2020

WHO mengeluarkan pedoman perjalanan dan perdagangan, setelah lembaga ini menyatakan wabah Virus Corona diperkirakan akan terus mewabah melintas batas ke berbagai belahan dunia. 

31 Januari

Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menghalangi orang yang berasal dari China ke AS.  

Perintah Itu tidak berlaku untuk penduduk AS dan anggota keluarga atau pasangan dari penduduk atau warga AS.

13 Maret

Trump mengumumkan keadaan darurat nasional.

Ketika kasus yang dikonfirmasi meningkat di AS, Trump menyatakan keadaan darurat nasional, memberikan bantuan sebesar 50 miliar Dolar AS dalam pendanaan untuk negara bagian dan wilayah AS.

Langkah ini memungkinkan keringanan bagi dokter dan rumah sakit dalam menanggapi virus.

24 Maret

Trump mengatakan dia ingin AS dibuka pada 12 April.

Meskipun ada peringatan dari para pakar kesehatan, Trump mengatakan pada Fox News bahwa ia akan "senang negara ini dibuka, dan hanya ingin pergi menjelang Paskah".

"Orang-orang kami ingin kembali bekerja ... Obatnya tidak bisa lebih buruk daripada masalahnya," tweet presiden.

7 April 

Trump mengancam akan membekukan dana WHO. Karena lembaga kesehatan PBB itu dinilai sangat memberikan perhatian berlebih terhadap China dalam penanganan Virus Corona.

8 April 

Pejabat WHO menyangkal tuduhan Presiden AS tersebut.

Dan menyebutkan, sangatlah tidak manusiawi menghentikan bantuan WHO di saat pandemi Virus Corona memasuki fase akut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mendesak para pemimpin dunia untuk tidak mempolitisasi situasi.

"Fokus semua partai politik adalah untuk menyelamatkan rakyat mereka. Tolong jangan mempolitisir virus ini. Ini mengeksploitasi perbedaan yang Anda miliki di tingkat nasional," katanya pada konferensi pers di Jenewa.

14 April 

Trump mengumumkan bahwa ia telah menginstruksikan pemerintahannya untuk sementara waktu menghentikan pendanaan untuk WHO atas penanganannya terhadap pandemi Virus Corona.

Berbicara di Gedung Putih pada hari Selasa, Trump mengatakan WHO "gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab".

Menanggapi penghentian bantuan untuk WHO itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan,

Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengurangi dana ke WHO atau organisasi lain yang memerangi pandemi Virus Corona. ( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved