Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Li Zehua Jurnalis di Wuhan yang Dinyatakan Hilang Muncul di Hadapan Publik, Ini Kesaksian Lengkapnya

Li Zehua menceritakan bagaimana ia dikejar polisi. kemudian pintu kamarnya diketok sampai akhirnya ia dibawa ke kantor polisi di Wuhan

Editor: Budi Rahmat
AFP
Seorang pasien yang sembuh dari virus corona dievakuasi ke sebuah hotel di luar Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (7/3/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Dua bulan menghilang, Li Zehua muncul dihadapan publik. Ia merupakan seorang jurnalis yang sempat dikejar polisi dan sempat ditahan di Wuhan.

Ia kemudian menceritakan bagaimana peristiwa yang sempat membuatnya berdiam diri di dalam kamar dan akhirnya dikarantina.

Selama ia menghilang itu, Li Zehua menceritakan lengkap apa yang telah terjadi kepadanya.

Li Zehua menyiarkan pengejaran dan penahanannya oleh polisi pada 26 Februari, dan tidak pernah terlihat di depan umum sejak itu.

VIDEO: BERTAMBAH, Pasien Positif Corona Nomor 36 Asal Dumai, Suami-Istri Terinfeksi Covid-19

BERMUTASI Makin Buram Penemuan Vaksi Virus Corona, Ilmuwan Sebut Sudah Berbeda dari yang di Wuhan!

51 PDP Covid-19 di Riau Meninggal Dunia, 240 PDP Corona Dirawat, Indra Yopi: Kita Harus Waspada

Pengawas Pontang-panting, Kapal Asing Masuk Perairan Indonesia saat Wabah Virus Corona Mencuri Ikan

Li Zehua, jurnalis yang sempat hilang 2 bulan di Wuhan kini muncul lagi.
Li Zehua, jurnalis yang sempat hilang 2 bulan di Wuhan kini muncul lagi. ((YouTube via BBC))

Pada Rabu (22/4/2020) ia mengunggah sebuah video yang mengatakan telah menghabiskan 2 minggu "karantina" di Wuhan, dilanjutkan dengan lebih banyak karantina di kota asalnya.

Siapakah Li Zehua?

Dilansir dari BBC, Li Zehua adalah jurnalis lepas yang pergi ke Wuhan pada Februari, setelah jurnalis lain Chen Qiushi hilang. Dalam video pertamanya di Wuhan ia menjelaskan alasan utamanya ke sana.

"Sebelum saya memasuki Wuhan, seorang teman yang bekerja di media besar China memberi tahu saya... semua berita buruk tentang epidemi telah dikumpulkan pemerintah pusat."

"Media lokal hanya dapat melaporkan kabar baik tentang pemulihan pasien dan sebagainya. Tentu saja, masih tidak pasti apakah itu benar karena ini hanya apa yang saya dengan dari teman-teman saya."

Kisah-kisahnya termasuk dugaan menutup-nutupi infeksi dan krematorium yang sibuk.

Video ini ditonton jutaan kali di platform China, YouTube, dan Twitter.

Pengawas Pontang-panting, Kapal Asing Masuk Perairan Indonesia saat Wabah Virus Corona Mencuri Ikan

Belum Habis Tuduhan Virus Corona, AS Kembali Tuding China, Masalah Baru yang Jadi Perhatian Dunia

Apa yang terjadi pada 26 Februari?

Dalam video baru itu Li Zehua yang diperkirakan berusia 25 tahun mengatakan, ia sedang mengemudi di Wuhan ketika orang-orang di mobil lain menyuruhnya berhenti.

Bukannya berhenti, ia justru mempercepat karena "bingung" dan "takut".

Ia dikejar lalu berkendara sejauh 30 km, dengan sebagian perjalanan diunggah ke YouTube dengan judul "SOS".

Dia lalu tiba di penginapan dan mulai livestreaming sebelum "beberapa" orang berseragam polisi atau petugas keamanan mengetuk pintu di dekatnya.

Zehua mematikan lampu dan duduk diam, sementara para petugas mengetuk pintu lain dan akhirnya sampai di pintunya.

Ia mengabaikan ketukan itu tetapi 3 jam kemudian mereka mengetuknya lagi.

PASIEN Positif Covid-19 di Riau Masih 37 Tahun, Sempat Kontak dengan Dokter Positif Corona di Dumai

BREAKING NEWS: Pasien Positif Virus Corona di Riau Tambah 1 Orang, Total Jadi 36   

Ia membuka pintu dan dibawa ke kantor polisi, tempat dia memindai sidik jari dan diambil sampel darahnya sebelum dibawa ke "ruang interogasi".

Zehua diberitahu bahwa dirinya "dicurigai menggangu ketertiban umum", tetapi juga diberitahu bahwa tidak akan ada hukuman.

Akan tetapi karena dia telah ke "daerah epidemi sensitif", dia perlu dikarantina.

Wabah Virus Corona membuat sentimen rasis terhadap pelajar asal China di Australia
Wabah Virus Corona membuat sentimen rasis terhadap pelajar asal China di Australia (Screenshot video berita Nine News Australia)

Apa yang terjadi selanjutnya?

Li Zehua dibawa oleh kepala polisi ke akomodasi karantina di Wuhan, tempat peralatan elektroniknya disita.

Dia tinggal di sana selama 2 minggu, mengatakan dirinya "aman" dan bisa menonton berita TV China.

Zehua pun dibawa ke pusat karantina di kota kelahirannya selama 2 minggu lagi, sebelum tinggal bersama keluarganya.

"Selama seluruh proses, polisi menegakkan hukum secara beradab, memastikan waktu istirahat dan makanan saya. Mereka juga sangat memperhatikan saya," katanya dikutip dari BBC Kamis (23/4/2020).

"Setelah menyelesaikan karantina, saya sudah bersama keluarga. Sekarang saya berencana untuk mengembangkan diri saya tahun ini."

"Saya berterima kasih kepada semua orang yang merawat saya dan peduli kepada saya."

"Saya berharap semua orang yang menderita epidemi ini dapat melewatinya. Tuhan memberkati China. Saya berharap dunia dapat bersatu bersama."

Tidak Hanya Menjangkiti Manusia, di Amerika, Singa dan Harimau juga Positif Virus Corona

VIDEO: Kampar Zona Merah Covid-19, Sudah 3 Pasien Positif Corona & 6 PDP Meninggal Dunia

Seorang petugas medis melintas di depan rumah sakit di Kota Wuhan, China, dengan pakaian hazard lengkap mencegah penularan Virus Corona
Seorang petugas medis melintas di depan rumah sakit di Kota Wuhan, China, dengan pakaian hazard lengkap mencegah penularan Virus Corona (FOTO / AFP)

Sementara itu Chen Qiushi masih hilang, menurut akun Twitter yang dijalankan teman-temannya. Dia hilang kontak selama 75 hari.

Jurnalis lain yang melaporkan dari Wuhan, Fang Bin, juga tidak terdengar kabarnya sejak Februari.

(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Muncul Lagi Usai Dikejar Polisi dan Hilang 2 Bulan, Jurnalis di Wuhan Ceritakan Kesaksiannya

Takut Tularkan Virus Corona, Puluhan Cewek Cantik Pemandu Lagu di Semarang Ditolak Mudik Oleh Warga

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved