Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terbongkar, Mengapa Pasien Sembuh Virus Corona Bisa Terinfeksi Lagi? Ada Kesalahan di Tahap Ini

Kabar pasien sembuh Virus Corona atau covid-19 kemudian terinfeksi kembali marak menyebar.

Editor: Muhammad Ridho
DOK Istimewa
pasien positif virus corona 

Lebih dari 10.000 pasien yang terkonfirmasi di Korea Selatan, sebanyak 277 pasien diyakini terpapar untuk kedua kalinya.

Hal serupa juga dikabarkan, ditemukan di China dan Jepang.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa virus tersebut dapat bermutasi dengan sangat cepat sehingga orang tidak perlu kebal untuk menangkapnya lagi.

Namun, analisis genetik virus belum menemukan perubahan substansial, yang secara efektif akan menyamarkannya dari sistem kekebalan tubuh.

Terkait hal tersebut, beberapa negara merencanakan pengeluaran kartus imunitas, yang disebut juga paspor imunitas.

Paspor tersebut akan memungkinkan mereka yang telah sembuh dari Virus Corona ( covid-19) untuk kembali bekerja.

Wacana tersebut pun membuat khawatir para dokter yang telah memperingatkan terdapat banyak hal terkait kekebalan Virus Corona yang masih belum diketahui.

Wacana tersebut juga mendapat kritikan dari Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) melalui sebuah pernyataan di laman resminya, Jumat (24/4/2020) lalu.

"Beberapa pemerintahan telah menyarankan bahwa deteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan covid-19, dapat dijadikan sebagai dasar untuk 'paspor imunitas' atau sertifikat bebas risiko."

"Yang memungkinkan orang-orang bepergian atau kembali bekerja dengan asumsi bahwa mereka terlindungi dari terkena infeksi kembali," seperti tertera dalam laman WHO.

Pernyataan tersebut melanjutkan, saat ini tidak ada bukti mereka yang sudah sembuh dari Virus Corona dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi kedua.

WHO menuturkan, saat ini tidak ada bukti yang cukup terkait efektivitas imunitas yang dimediasi oleh antibodi untuk menjamin keakuratan "paspor imunitas" atau "sertifikat bebas risiko".

Keduanya memungkinkan mereka untuk bepergian atau kembali bekerja berdasarkan asumsi mereka aman dari terkena infeksi kembali.

Orang-orang yang memiliki hal tersebut memiliki kemungkinan untuk abai terhadap panduan kesehatan masyarat dan meningkatkan risiko penyebaran lebih lanjut.

Oleh karena itu, dalam pembaruan pedomannya, WHO memperingatkan "tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari covid-19, memiliki antibodi dilindungi dari infeksi kedua".

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved