Wawancara Khusus
Puluhan Miliar Omset Mal Hilang Jelang Lebaran 1441 Hijriah
Wawancara khusus ini adalah satu di antara program Tribunpekanbaru.com dalam mempersembahkan informasi kepada masyarakat secara khusus.
Penulis: Alex | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Wawancara khusus kali ini akan membahas tentang pusat perbelanjaan atau mal yang terdampak wabah Covid-19.
Wawancara khusus ini adalah satu di antara program Tribunpekanbaru.com dalam mempersembahkan informasi kepada masyarakat secara khusus.
Kali ini, wawancara khusus akan dilakukan dengan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Riau Rienty Masriel.
RATUSAN pusat perbelanjaan terkena dampak pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ada yang tutup total sementara, tutup sebagian dan membatasi jam operasional, jumlahnya mencapai 327 mal.
Hal itu dilakukan untuk membantu menekan penyebaran virus Corona dan menaati pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Di Pekanbaru, 11 pusat perbelanjaan atau mal anggota Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Riau juga mengambil kebijakan sama.
Sebagian besar menerapkan pembatasan jam operasional.
Namun langkah ini tetap saja membuat kunjungan mal tak berdenyut. Pengunjung mal anjlok hingga 80 persen.
Ratusan karyawan mal sudah dirumahkan.
Seharusnya saat inilah momentum bagi mal mendulang pengunjung dan meraup rupiah, disaat menjelang lebaran.
Berikut wawancara khusus dengan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Riau, Rienty Masriel:
Bisa Anda ceritakan kondisi terkini aktifitas di mal anggota APBBI Riau?
Untuk sekarang pusat-pusat perbelanjaan yang ada di APBBI Riau masih beroperasional dengan mengurangi jam operasionalnya, yang biasanya dari jam 10.00 WIB hingga 22.00 WIB, sekarang menjadi jam 11.00 WIB sampai jam 18.00 WIB saja.
Bahkan kemaren ada beberapa pusat perbelanjaan yang menutup operasionalnya, tetapi sekarang sudah mulai beroperasional lagi dengan pengurangan jam operasional.
Saat ini memang tingkat kunjungan sangat rendah sekali, apalagi dengan adanya penyekatan-penyekatan jalan yang dilakukan oleh aparat keamanan pada siang hari.
Menyebabkan akses masyrakat untuk berbelanja beberapa kebutuhan mereka ke pusat perbelanjaan menjadi terhambat.
Tentu ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha tenant-tenant yang ada dipusat perbelanjaan, baik itu tenant nasional maupun tenant UMKM.
Jika Covid-19 panjang, seberapa besar dampak kerugiannya?
Jika wabah covid-19 ini panjang, pasti dampaknya sangat besar sekali bagi kelangsungan usaha pusat-pusat perbelanjaan maupun tenant-tenant yang bergabung disana.
Kalau ini berlangsung panjang, akan membuat tingkat kunjungan semakin turun.
Satu hal lagi, jika Covid-19 ini panjang, secara langsung akan membuat lemahnya daya beli masyarakat.
Itu artinya bakal banyak karyawan dirumahkan?
Itu adalah opsi terakhir yang akan kita lakukan.
Untuk saat sekarang kita masih berupaya supaya ini tidak kita lakukan, dengan memangkas cost-cost operasional lainnya.
Bila kondisi kembali normal, apakah mereka kembali dipanggil bekerja?
Jika nanti keadaan sudah normal kembali pastinya kita akan memanggil mereka untuk bekerja kembali seperti semula.
Berapa estimasi pemasukan (omzet) yang hilang jelang lebaran tahun ini?
Untuk estimasi omzet tenant-tenant yang hilang menjelang lebaran ini angkanya mencapai puluhan miliar.
Seperti kita ketahui, moment bulan puasa dan menjelang lebaran adalah puncaknya orang berbelanja, dan ini moment yang ditunggu-tunggu oleh tenant-tenant di pusat perbelanjaan.
Apa upaya APBBI untuk tetap bertahan jika pandemi ini panjang?
Yang pastinya kita akan melakukan pemangkasan biaya-biaya operasional, dan tentunya jika ini tetap tidak mengcover, kita akan melakukan opsi terakhir, yaitu dengan melakukan penutupan sementara operasional sampai keadaan normal kembali.
Adakah kemudahan insentif dari pemerintah untuk anggota APBBI?
Sampai saat ini belum ada isentif dari pemerintah daerah, dan APPBI sebagai pelaku usaha yang membawahi ribuan tenant baik yang nasional maupun UMKM dengan puluhan ribu karyawan, mereka sangat berharap ada insentif dari pemerintah daerah.
APPBI sendiri telah mengirimkan surat ke pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait supaya kami diberikan keringanan-keringanan atau relaksasi.
Kemaren kami juga sudah kirim surat juga kepada PLN untuk mendapatkan keringanan pembayaran secara cicilan, untuk tagihan listrik, karena biaya operasional yg paling besar dipusat perbelanjaan ini adalah biaya listrik.
Tapi memang PLN belum bisa memberikan relaksasi untuk tagihan, kami sangat berharap pemerintah daerah bisa memberikan isentif atau relaksasi.
Pusat perbelanjaan merupakan salah satu penopang perekonomian daerah.
Dari APBBI Riau adakah opsi pengurangan harga sewa dan efisiensi biaya operasional di mal?
Iya tentu, kami sebagai pengelola telah memberikan pengurangan nilai sewa dan insentif insentif lain kepada tenant, supaya mereka bisa tetap bisa bertahan ditengah wabah covid-19 ini.
Wawancara Khusus - Tribunpekanbaru.com / Alexander.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/puluhan-miliar-omset-mal-hilang-jelang-lebaran-1441-hijriah.jpg)