Ketua MUI Bengkalis Riau Minta Pemerintah Daerah Tetapkan Satus PSBB, Berikut Pertimbangannya
Usulan ini berangkat dari keprihatinan para ormas Islam setelah melihat kenyataan sepertinya sebagian besar masyarakat masih meremehkan Covid-19
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKABARU.COM, BENGKALIS - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bengkalis angkat bicara terkait usulan Pembatasan Berskala Besar (PSBB).
Usulan yang diminta MUI dan sebelas ormas keagamaan Rabu (6/5/2020) kemarin difasilitasi Kemenag Bengkalis.
Ketua MUI Bengkalis Amrizal mengatakan, awalnya pertemuan tersebut membahas persoalan ibadah berjamaah khususnya Salat Jumat setelah Kabupaten Bengkalis dinyatakan sebagai zona merah.
Perbincangannya cukup alot, dan rata rata para peserta berpendapat ketika itu, kalau pertemuan ini menghasilkan semacam imbauan juga, maka itu tidak mempunyai kekuatan yang mengikat, sama seperti imbauan imbauan sebelumnya.
• Sebulan Bebas,4 Napi Program Asimilasi di Riau Bongkar Toko Hp,Serahkan ke Bapas Jalani Sisa Hukuman
• Diduga Pengidap Gangguan Jiwa, Misteri Jenazah Terbungkus Sarung di Rumah Penyiksa Ibu Muda
• Tamrin Dengar Ledakan di Plafon,Tiba-tiba Api Muncul Langsung Membesar, Kebakaran di Inhil Riau
"Akhirnya para peserta pertemuan sepakat untuk mengusulkan penerapan PSBB di Kabupaten Bengkalis,” ujarnya.
“Sebenarnya usulannya ini berangkat dari keprihatinan dan kerisauan para ormas Islam setelah melihat kenyataan di lapangan,” ucapnya.
“Sepertinya sebagian besar masyarakat masih menganggap tidak ada kejadian apa apa terkait pandemi Covid-19 di Bengkalis," ungkap Amrizal.
Menurut dia, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang bertebaran dan berkumpul di luar rumah.
Tanpa mematuhi standar protokol pencegahan Covid-19, seperti menggunakan masker, physical distancing dan sebagainya.
Sementara di Kabupaten Bengkalis saat ini sudah terkonfirmasi 5 orang yang positif.
Kabarnya sudah dinyatakan zona merah, termasuk juga di pasar dan tempat tempat lainnya tidak sedikit yang mengabaikan imbauan pemerintah.
Sementara, upaya sosialisasi dan peringatan terhadap masyarakat sudah tidak terlihat lagi sebagaimana gencar dilakukan sebelumnya.
"Para ormas Islam sebenarnya sangat memahami konsekuensi dari PSBB,” ujarnya.
“ Tapi substansi yang diinginkan para ormas sebenarnya adalah adanya upaya lebih intensif dan serius lagi untuk menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat akan ancaman dan bahaya Covid19,” imbuhnya.
“Sehingga tidak banyak korban yang berjatuhan akibat penyebaran wabah ini di daerah kita," tambah Amrizal.
