Lelah dengan Masyarakat & Pemerintah, Tenaga Medis Gaungkan 'Indonesia Terserah'
Debry menegaskan, 'Indonesia Terserah' bukan mengungkapkan bahwa tenaga medis sudah menyerah menghadapi pasien virus corona.
Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hadapi Pandemi Covid-19, tenaga medis Indonesia mengaku lelah.
Tenaga medis di Indonesia ini angkat bicara dengan sikap masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Bagaimana tidak, di saat dokter, perawat, dan sejawat tenaga kesehatan lain berperang sebagai benteng terakhir, tak sedikit warga yang masih acuh.
Beberapa orang bahkan secara gamblang menyerukan untuk tak perlu memakai masker dan bersikap berlebihan.
Baru-baru ini, salah satu gerai rumah makan cepat saji di Jakarta juga disanksi karena melanggar PSBB.
Menggelar acara penutupan yang dihadiri puluhan hingga ratusan orang, meningkatkan kecemasan akan makin merebaknya virus corona di Indonesia.
Di sisi lain, sosial media diramaikan dengan tagar 'Indonesia Terserah'.
• Kemenag Sebut Sholat Idul Fitri 1441 Hijriah Digelar di Rumah Masing-Masing, Ini Penjelasannya
• Disemprot Karena Nongkrong Bersama Sejumlah Idol K-Pop, Ini Kata Manajemen Jaehyun NCT
• Kebelet Viral di Medsos, Cewek ABG di Makassar ini Plesetkan Doa Berbuka Puasa ke Arah Pornografi
Para tenaga medis dan masyarakat dengan empati, simpati, dan kesadaran tinggi ikut menggaungkan kata-kata tersebut.
Apakah tenaga medis Indonesia sudah menyerah?
Melansir TribunWow.com, salah seorang dokter relawan di RS sementara Wisma Atlet, Debryana Dewi ikut bersuara.
Debry menegaskan, 'Indonesia Terserah' bukan mengungkapkan bahwa tenaga medis sudah menyerah menghadapi pasien virus corona.
Hal itu dikemukakan Debry melalui kanal YouTube Kompas TV yang diunggah Minggu (17/5/2020).
"Oh tidak, terserah sama menyerah kan beda mbak, kalau menyerah berarti kita berhenti sampai di sini," kata dokter Debry, dikutip dari TribunWow.com.
• Novel Baswedan Sebut Sangat Aneh Jika 3 Saksi Penting Tak Masuk dalam Berkas Perkara
• China Bakal Ketar-ketir, 100 Negara Dukung Draft Resolusi Penyelidikan Terkait Pandemi Covid-19

Baginya, kata tersebut menjadi penegasan di mana mulai kini, medis hanya akan fokus pada penyintas Covid-19 tanpa memikirkan hal-hal di luaran sana.
"Sebetulnya dengan yang saya rasa dan teman-teman sejawat maknai dengan 'Indonesia Terserah' itu adalah ya sudah memang fokus kita saat ini bagaimana kita meminimalisirkan kerusakaan atau pandemik yang sudah terjadi," terangnya.
Menurut Debry, para tenaga medis sudah enggan berpikir tentang apa yang dilakukan masyarakat di luaran sana, termasuk pemerintah.
Mereka hanya akan terus fokus menangani pandemi dan merawat para pasien yang tengah berjuang.
"Yakni pasien-pasien yang sakit tanpa harus pusing-pusing memikirkan masyarakat sakit apa enggak.
"Pusing-pusing untuk menghabiskan energi untuk stres atau cemas bagaimana pemerintah menyikapi ini semua," ucapnya.
"Tugas kita jelas ke depan, fokus kita ada di depan mata, jadi itu makanya bilang terserah karena fokus kita di depan mata," tegasnya.
Debry dan para rekan dokter mengakui, sikap masyarakat yang acuh dan masih bergerombol membuat medis lelah.
Terlebih saat transportasi mulai dijalankan, orang-orang mulai kembali berbondong-bondong memenuhi bandara.
"Kalau melihat kasus kemarin kan maksudnya banyak ucul-uculan di bandara, di beberapa tempat lain tidak patuh PSBB, tentu sebagai manusia perasaan kami capek sih," ujar Debry.
Terlebih, dengan mata kepala sendiri Debry melihat dan mengalami, banyak tenaga medis, petugas keamanan, dan orang-orang yang terpaksa tidak pulang berhari-hari sekalipun ingin.
Sebagai seorang dokter relawan, Debry juga ingin bertemu keluarga, kendati ia tak bisa melakukannya.

"Kita terus terang saya sifatnya kan relawan dan juga banyak TNI dan Polri juga kami sudah berhari-hari kalau saya bahkan dua bulan enggak pulang ke rumah meninggalkan apa yang sudah ada di rumah, meninggalkan pekerjaan, meninggalkan semua kenyamanan," ujarnya.
Berulang-ulang dokter Debry mengatakan, mereka hanya akan fokus bekerja.
Ia pun berterima kasih kepada masyarakat yang mau mengerti kondisi pandemi ini.
"Banyak temen-temen yang harus menunda serangkaian acara-acara penting seperti pernikahan, hajatan-hajatan lain hanya karena untuk mematuhi PSBB itu," katanya.
Debry senang dengan masyarakat yang rela berkorban demi keselamatan orang banyak.
"Karena mereka peduli, karena mereka mau saling jaga, jadi rasanya memang pasti sakit hati ya mbak," ujarnya.
Oleh karenanya sebagai manusia pun Debry merasa lelah dan sakit hati, ketika pengorbanan medis, TNI, Polri, serta para petugas kebersihan di rumah sakit, juga rekan sejawat lain tak dihargai.
"Sudah berkorban demi orang lain, demi jutaan nyawa, mereka berkorban untuk itu semua tapi tiba-tiba ada yang tetap enggak pakai masker saat keluar.
"Tetep ujul-ujulan di tempat umum, itu rasanya memang cukup menyakitkan," ungkapnya kecewa. (*)
// desc_max_len) { ad_info.description = ad_info.description.substr(0, desc_max_len - 1) + '…'; } var displayed_advertiser_max_len = 20; if (ad_info.displayed_advertiser.length > displayed_advertiser_max_len) { ad_info.displayed_advertiser = ad_info.displayed_advertiser.substr(0, displayed_advertiser_max_len - 1) + '…'; } var title_max_len = 60; if (ad_info.title.length > title_max_len) { ad_info.title = ad_info.title.substr(0, title_max_len - 1) + '…'; } return ad_info; } }); // ]]>
//
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/foto-tenaga-medis-indonesia-terserah.jpg)