Berita Riau
Dinilai Pemborosan, Petugas Pakai APD saat Semprot Disinfektan di Desa Bandul Riau Sempat Diprotes
Petugas yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menyemprot disinfektan di Desa Bandul, Kepulauan Meranti Riau sempat diprotes
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUAN MERANTI - Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau baju hazmat di Desa Bandul, Kecamatan Tasikputri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau sempat menjadi sorotan di media sosial.
Hal ini karena petugas melakukan penyemprotan disinfektan dengan APD dengan terbaik atau standar dari WHO dan dinilai sebagai pemborosan.
Camat Tasikputri Puyu, Sugiati yang dikonfirmasi wartawan Rabu (20/5/2020) membenarkan bahwa bantuan APD tersebut diberikan kepada pihaknya dan dipergunakan untuk penyemprotan di rumah warga yang positif Covid-19.
Hal tersebut dilakukan karena penyemprotan dilakukan di dua rumah orang positif Covid-19, sehingga selayaknnya dilakukan menggunakan APD.
• Nekat Mudik dari Jakarta ke Soppeng, Selfi Jebolan LIDA Indosiar Dijemput Petugas untuk Karantina
• Sindir Kegaduhan Lelang Perawan Rp 2 M, Aktor Fico Fachriza Lelang Keperjakaan Rp 3 M atau Gratis
• 300 Paket Sembako Dibagikan PT SRL untuk Warga di 17 Desa di Kepulauan Meranti Riau
Bahkan untuk penggunaan APD tersebut pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti.
"Karena yang disemprot itu rumah orang yang positif, secara penularannya rumah orang positif itu sama dengan orangnnya, karena dia batuk di situ, tidur di situ," ujarnya.
Bahkan dikatakan Sugiarti, saat itu sempat tidak ada orang yang mau melakukan penyemprotan di rumah warga yang positif Covid-19.
"Karena mereka takut, lalu pas memakai (APD) itu saya koordinasi dr Misri (Kadiskes Meranti), dia bilang penyemprotan itu harus menggunakan APD karena rumah orang yang disemprot itu positif," ujarnya.
Terkait sempat adanya kisruh terkait pemakaian APD tersebut, Sugiati mengatakan menyayangkan karena tidak ada yang meminta penjelasan darinya.
"Makanya saya bilang kita satu tim, kita harus menjaga diri kita juga, kita juga nggak tahu bila ternyata di sana ada yang ribut-ribut," ujarnya.
Dijelaskannya, bahwa APD merupakan bantuan yang diterimanya melalui pihak kepolisian untuk diserahkan kepada camat dan puskesmas.
"Kapolsek pada saat menyerahkan itu (APD), dia bilang itu diserahkan kepada kantor camat dan puskesmas tapi yang menyerahkan itu stafnya," ujarnya.
Sugiati menambahkan ada 10 paket APD baju Azmat dan kacamata, dan saat penyemprotan pihaknya menggunakan sebanyak 6 APD.
"Jadi sisanya kita serahkan kepada puskesmas Bandul," ucap Sugiati.
Stok APD Masih Ada
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri SKM mengungkapkan bahwa saat ini, ketersediaan APD masih ada.
Namun begitu, ia juga tetap masih membutuhkan APD untuk memaksimalkan upaya penanganan Covid-19 di daerah.
"Saat ini, APD masih ada. Tapi kalau dibilang masih kurang, kami juga masih kurang," ungkapnya.
Menurutnya penggunaan APD dengan kualitas terbaik sebaiknya mulai dari proses tracing.
Namun jika stoknya terbatas, digunakan saat penanganan pasien positif Covid-19 saja.
"Proses tracing juga harus menggunakan APD dengan kualitas terbaik. Karena jika saat tracing terdapat masyarakat yang positif, tentunya petugas bisa lebih aman," katanya.
Terkait penggunaan APD saat melakukan upaya penyemprotan disinfektan, Fakhri menganjurkan hal tersebut.
Walaupun begitu, ia memastikan risiko petugas yang melakukan penyemprotan dengan melakukan tracing berbeda.
Sebab, saat penyemprotan disinfektan tidak kontak langsung dengan orang, sementara saat tracing melakukan kontak langsung.
"Walaupun risiko petugas penyemprotan disinfektan tidak sebesar petugas yang melakukan tracing, namun dianjurkan tetap menggunakan pelindung diri," ucapnya.
Fahri menuturkan hal tersebut cukup mubazir. Sebab APD juga masih terbatas.
Namun hal itu dapat dimakluminya juga jika memang ketersediaan APD kualitas baik tersebut jumlahnya sangat banyak di Kecamatan Tasikputri Puyu.
"Memang tak harus pakai APD terbaik juga. Tapi pelindung itu harus. Atau mungkin mereka punya banyak, makanya pakai APD terbaik untuk melakukan penyemprotan disinfektan," ujarnya.
Pasutri Sumbang APD
Sebelumnya, pasangan suami istri (Pasutri) di Kepulauan Meranti, Robert Martias dan Rozita Rusdi, menyumbangkan ratusan Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga medis yang bertugas pada 8 puskesmas di Kepulauan Meranti.
APD berupa baju hazmat lengkap kacamata pelindung ini disiapkan atas dasar prihatin ke tenaga medis.
Robert mengatakan, ia sangat prihatin melihat tenaga medis saat bertugas melayani masyarakat.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, masih ada tenaga medis masih menggunakan jas hujan.
Tentu ini sangat tidak safety ketika menghadapi pasien yang belum diketahui penyakit apa yang dideritanya.
Apalagi sudah banyak masyarakat yang juga dinyatakan positif Covid-19.
"Saya melihat mereka (tenaga medis-red) mengenakan jas hujan, ini sesuatu yang sangat memprihatinkan.”
“ Kita ingin tenaga medis semuanya menggunakan pakaian yang aman ketika menangani pasien di tengah pandemik seperti sekarang ini," ujar Robert yang juga ketua komunitas sepeda Selatpanjang Gowes United (Sagu).
Ditambahkannya lagi, atas dasar prihatin itu, ia bersepakat bersama istrinya, Rozita Rusdi, untuk menyiapkan 100 baju hazmat lengkap kacamata pelindung.
Untuk membeli ratusan APD ini, Robert dan Rozita yang merupakan guru PNS di SMAN 2 Tebingtinggi terpaksa harus menggunakan dana tabungan dan THR istrinya.
Tahun ini, Robert dan keluarga sudah sepakat untuk tidak merayakan lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya.
Diakui Robert APD ini telah disumbangkan ke semua puskesmas di Kepulauan Meranti.
Selain itu, APD juga diberikan ke Polsek Tebingtinggi Barat, Polsek Merbau, Kantor Imigrasi Selatpanjang dan organisasi sosial Mitra VJ.
Untuk Puskesmas Bandul Tasikputri Puyu, dititipkan melalui Kapolsek Tebingtinggi Barat, AGD Simamora, yang kebetulan anggota (Polsek Tebingtinggi Barat) berangkat ke Desa Bandul dalam rangka pengamanan di sana.
"Kalau sembako kan sudah banyak yang membantu dan itu lebih ke masyarakat.”
“ Sekarang kita fokus membantu tenaga medis. Jangan sampai dalam bertugas, mereka (tenaga medis) tidak terlindungi keamanannya," ujar Robert lagi.
Adapun rincian ratusan APD yang telah diserahkan Robet dan istrinya diantaranya, ke Pukesmas Tebingtinggi, Puskesmas Tanjungsamak, Puskesmas Anaksetatah, Puskesmas Alahair dan Puskesmas Bandul.
Masing-masing puskesmas ini mendapat 10 set APD berupa baju hazmat dan kacamata.
Kemudian, di Pukesmas Alai 8 set baju hazmat dan kacamata, Pukesmas Merbau 8 set baju hazmat dan kacamata.
Selain itu, Polsek Tebingtinggi Barat 4 set baju hazmat dan kacamatan, Polsek Merbau 5 set baju hazmat dan kacamata, Kantor Imigrasi Selatpanjang 3 set baju hazmat dan kacamata.
Lalu, Mitra VJ 2 set baju hazmat dan kacamata serta ke Gugus Tugas 10 set baju hazmat dan kacamata.
"Tenaga medis di Desa Bandul langsung menggunakan APD tersebut, mereka sudah kirim foto ke saya.”
“ Mereka berterimakasih, sebab saat melakukan rapid test ke keluarga PDP yang positif Covid-19, APD sudah bisa digunakan," cerita Robert. ( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )