Emosi China Mendidih, Amerika Serikat Malah Suplai Taiwan dengan Torpedo Mematikan Penghancur Kapal
China pun kini nampaknya makin emosi melihat Taiwan dengan Amerika Serikat kian mesra dari hari ke hari.
Konflik dan panasnya hubungan antara Amerika Serikat dan China sudah terjadi dalam beberapa waktu belakangan.
Kali ini Amerika Serikat (AS) pun tak tinggal diam.
Ya, AS akan kembali melayarkan kapal induknya, USS Theodore Roosevelt pada pekan depan atau mulai bersiap akhir pekan ini, setelah hampir dua bulan absen.
Sebelumnya sejumlah kapal perang neagara yang dipimpin Donald Trump itu terpaksa harus menepi ke pelabuhan karena lebih dari 1.000 awaknya dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Hal itu dikatakan para pejabat Angkatan Laut AS pada hari Selasa (19/5/2020) seperti dilansir Foxnews.com.
Sejak kapal-kapal perang AS menepi di pelabuhan karena corona, China tampaknya telah mengambil kesempatan itu dengan meningkatkan pelecehan terhadap militer AS dan sekutu regionalnya di tengah pandemi global tersebut.
Kapal induk bertenaga nuklir ini ditambatkan di Pulau Guam, Samudara Paisifik, namun selama berada di Guam, justru militer Tiongkok memperlihatkan perilaku berisiko, menurut seorang pejabat senior Pentagon.
Sejak pertengahan Maret lalu, bersamaan dengan waktu kapal induk AS ditarik ke Guam, jet tempur China telah melecehkan pesawat pengintai AS setidaknya sembilan kali di Laut China Selatan, menurut Wakil Asisten Sekretaris Pertahanan Reed B.Werner untuk Asia Tenggara dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Perilaku provokatif China tidak terbatas di udara, tapi kapal perusak berpeluru kendali yang berpusat di Jepang, yakni USS Mustin bulan lalu juga mengalami pelecehan di dekat sebuah rombongan Kapal Induk China yang tengah berpatroli di Laut China Selatan.
Sebuah kapal pengawal China bermanuver dengan cara yang tidak aman dan tidak profesional di sekitar kapal perang AS.
Werner mengatakan, pihaknya menilai aksi China tersebut sudah masuk tahap mengkhawatirkan. Pemerintah AS telah mengajukan pengaduan resmi atas aksi yang tidak aman melalui saluran pribadi.
Namun Werner mengatakan, pihak terus melihat perilaku destabilisasi China di Laut China Selatan selama pandemi virus corona.
"Saat negara-negara lain fokus membenahi kondisi dalam negeri, China justru fokus ke luar," tuturnya.
Pekan lalu, Angkatan Laut AS mengirim kapal perang litoral Gabrielle Giffords di dekat anjungan minyak dan gas di Malaysia setelah dilecehkan oleh kapal riset milik pemerintah China dan kapal perang lainnya.
China telah berdiskusi dengan anggota Asean mengenai kode etik yang mencakup sebagian besar di Laut China Selatan. Namun Werner mengatakan, Pentagon tetap skeptis mengenai kesungguhan China dalam perundingan tersebut.
