Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Alasan Peradaban, Warga Kota Shenzhen Dilarang Makan Anjing dan Kucing, Berlaku Sejak Mei 2020

Organisasi Humane Society International (HSI) menyatakan, 30 juta ekor anjing dibunuh di seluruh Asia setiap tahunnya untuk dikonsumsi.

Mirror
Reina, anjing betina yang menyusui seorang bayi manusia yang terlantar 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kota Shenzhen di China dilaporkan jadi yang pertama menerapkan larangan penjualan dan konsumsi daging anjing dan kucing.

Langkah itu diberlakukan menyusul keyakinan bahwa wabah virus corona yang tengah melanda berhubungan dengan perdagangan hewan liar.

Otoritas China sempat melarang adanya penjualan dan konsumsi hewan liar begitu virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu melanda pada Januari.

Tetapi pemerintah Shenzhen mengambil kebijakan lebih tegas.

anak kucing yang baru lahir
anak kucing yang baru lahir (Meadowsun/iStockphoto)

Mereka melarang warga memakan daging anjing dan kucing dalam aturan yang berlaku per 1 Mei.

Organisasi Humane Society International (HSI) menyatakan, 30 juta ekor anjing dibunuh di seluruh Asia setiap tahunnya untuk dikonsumsi.

Dilansir Reuters via BBC Kamis (2/4/2020), otoritas Shenzhen menerangkan, anjing dan kucing adalah hewan yang punya kedekatan emosional lebih dengan manusia.

"Pelarangan ini merupakan tanggapan dari semangat sekaligus permintaan akan semakin tingginya peradaban manusia," kata pemerintah.

Selain itu, praktik ini disebut lumrah di sejumlah negara maupun wilayah China lainnya seperti Hong Kong, yang menuai pujian dari HSI.

Ilustrasi anak anjing
Ilustrasi anak anjing (omgfacts.com)

Pakar kebijakan China di HSI, Dr Peter Li, menyatakan keputusan pemerintah kota di tenggara Negiri "Panda" itu merupakan tonggak penting.

"Ini benar-benar momen penting dalam upaya mengakhiri perdagangan brutal yang membunuh 10 juta anjing dan 4 juta kucing di China setiap tahunnya," kata dia.

Meski begitu di saat bersamaan, Beijing dilaporkan menyetujui penggunaan empedu beruang sebagai obat tradisional bagi penderita virus corona.

Benda yang berasal dari pencernaan beruang, dan diambil dalam keadaan si binatang hidup, disebut telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional.

Kandungan aktif, yaitu asam ursodeoxycholic, biasanya digunakan dalam mengobati penyakit batu empedu atau merawat pasien liver.

Tetapi dalam perkembangannya, muncul bukti bahwa bahan tersebut terbukti efektif dalam mengobati virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved