VIDEO Patung Tokoh Ternama Dunia Dirobohkan, Dianggap Simbol Rasisme Terkait Kematian George Flyod
Patung james Cook di Australia Hingga Christopher Columbus di Amerika Serikat dianggap oleh pengunjukrasa sebagai simbol rasisme dan perbudakan
TRIBUNPEKANBARU.COM-Patung-patung tokoh ternama seperti Cecil Rhodes di Inggris dan Kapten James Cook di Australia hingga Christopher Columbus di Amerika Serikat dan Raja Leopold II di Belgia, dilansir dari Reuters diturunkan dari tempatnya menyusul aksi unjukrasa kematian George Flyod.
Tokoh-tokoh tersebut dinilai penyebab perbudakan dan rasisme. Peristiwa kematian George Floyd 25 Mei 2020 lalu seperti mengulang kembali sejarah yang ada.
"Perbudakan masih merupakan sejarah yang sangat nyata bagi orang kulit hitam - kita masih hidup dengan konsekuensi dari itu, dengan hierarki rasial yang menempatkan orang kulit hitam di bagian bawah," kata Mary Ononokpono, yang sedang melakukan PhD di University of Cambridge pada Perdagangan budak Inggris-Biafran.
"Inggris, Eropa dan Amerika - dan Afrika - harus menghadapi sejarah mereka," kata Ononokpono. “Kami sangat membutuhkan diskusi yang panjang dan jujur tentang sejarah perbudakan dan warisan pemiskinannya," dilaporkan oleh Reuters, 12 Juni 2020.
• SAKSIKAN Demonstran George Floyd Terkena Gas Air Mata, Donald Trump: Pemandangan yang Indah
• Jaminan Rp 10 M, Salah Satu Polisi yang Didakwa Melakukan Pembunuhan George Floyd Bebas Bersyarat
Para pemrotes menurunkan sebuah patung Edward Colston, seorang pedagang budak abad ke-17, di kota Bristol Inggris pada hari Minggu dan membuangnya di pelabuhan.
Dilansir dari Kompas.com, Edward Colston adalah simbol yang melahirkan gerakan Black Lives Matter di Inggris.
Penggulingan patungnya di Bristol pada Minggu (7/6/2020) dilakukan para pemrotes anti rasialisme dengan sukacita karena faktanya, Edward Colston adalah seorang pedagang budak kulit hitam terkenal dalam sejarah Inggris.
Pemrotes melakukan aksi anti rasialisme, menyusul protes berhari-hari yang terjadi di Amerika Serikat karena kematian George Floyd, warga kulit hitam yang tewas di tangan polisi Minneapolis Derek Chauvin yang menindih leher Floyd dengan lututnya.
Di Amerika Serikat, kematian George Floyd yang memicu protes dan kerusuhan berhari-hari itu bukan masalah rasisme pertama kalinya di negara yang memiliki sejarah perbudakan kulit hitam selama 400 tahun.
Demikian di Inggris, figur Colston seharusnya menjadi lambang rasa malu yang paling dalam bagi kota paling liberal di Inggris itu.
The Associated Press kemudian melansir beberapa foto yang menunjukkan para pemrotes berlutut di dekat leher patung yang telah ditumbangkan itu selama delapan menit.
Durasi waktu yang bergulir saat Derek Chauvin menekan lututnya ke leher Floyd sebelum akhirnya membuat pria Afrika-Amerika itu tewas.
• Derek Chauvin Sempat Diperingatkan Rekannya Sebelum Menindih Leher George Floyd
Wali kota Bristol, Marvin Rees mengatakan bahwa penurunan patung itu akan menuai pendapat yang terpecah belah.
Namun, dia menambahkan hal itu penting untuk mendengarkan mereka yang menganggap patung itu mewakili penghinaan terhadap kemanusiaan dan mewarisi warga Bristol sampai hari ini dan di masa mendatang, juga tentang bagaimana caranya mengatasi rasisme dan ketidaksetaraan.