Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pemimpin Pejuang Chechnya Ditembak Mati di Jerman, Presiden Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan

Dalam laporan pembunuhan diidentifikasi sebagai Zelimkhan Khangoshvili. Ia ikut bertempur melawan pasukan Rusia di Chechnya.

Editor: CandraDani
foto/net
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri agenda di KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Perang antara Rusia-Chechnya telah berakhir satu dekade lebih.  Seharusnya perdamaian terwujud tanpa dendam dan kedua belah pihak yang pernah bertikai menjalin hubunan yang konstruktif kembali.

Namun, hal itu tampaknya sulit diakui oleh Uni Soviet atau saat ini Rusia.

Sebagai negara besar, yang kemudian pecah menjadi beberapa negara bagian dan kemudian membentuk negara Federasi, Rusia sepertinya malu menanggung beban sejarah.

Kedua belah pihak, Rusia-Chechnya pernah dua kali berperang.

Meski Rusia kemudian berhasil merangkul Chechnya ke dalam barisan negara federasi mereka, namun entah mengapa beberapa waktu ini muncul kembali insiden Chechnya.

Dilansir dari Kompas.com, Presiden Putin diduga menjadi otak di balik pembunuhan pemimpin Chechnya, dengan mengutus seseorang untuk membunuhnya di Jerman.

Presiden Rusia Vladimir Putin Takut Terinfeksi Covid-19, Pasang Bilik Disinfektan di Istana Kremlin

Kasus pembunuhan pada siang hari di Berlin tahun lalu ini berlanjut ke pengadilan, dengan jaksa penuntut mengajukan dakwaan ke seorang pria Rusia.

Korban bernama Tornike K dalam laporan pembunuhan diidentifikasi sebagai Zelimkhan Khangoshvili. Ia ikut bertempur melawan pasukan Rusia di Chechnya.

Dia tewas usai kepalanya ditembak di taman Berlin pada Agustus lalu, oleh seorang pria bersepeda yang kemudian terlihat melemparkan rambut palsu ke Sungai Spree di dekat lokasi kejadian.

Pada Kamis (18/6/2020), jaksa federal mengajukan tuntutan pembunuhan dan pelanggaran hukum senjata terhadap warga negara Rusia yang mereka identifikasi sebagai Vadim K atau Vadim S.

Mereka juga menduga pembunuhan itu diperintahkan oleh Rusia yang dipimpin oleh Putin. Tak pelak, hal ini semakin meningkatkan ketegangan kedua negara.

Kasus ini mendorong Jerman mendepak dua diplomat Rusia pada Desember, dengan alasan kurang kooperatif di penyelidikan ini.

Khangoshvili sebelumnya selamat dari berbagai upaya pembunuhan, dan nyawanya terus terancam usai melarikan diri ke Jerman pada 2016.

Jaksa penuntut mengatakan, sebelum pertengahan Juli tahun lalu "badan-badan negara dari pemerintah pusat Federasi Rusia" menugaskan Vadim K untuk mengeksekusi korban.

Tersangka "menerima tugas negara untuk membunuh," kata jaksa dalam sebuah pernyataan yang dikutip Daily Mail

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved