Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sungguh Tega,Sepeda Milik Nenek Penjual Sayur Dicuri Bikin Si Mbah Menangis Tak Bisa Jualan Lagi

Nenek bernama Sartini yang kerap disapa Mbah Tomblok atau Mbah Mblok menangis karena sepedanya hilang dicuri orang

Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Mbah Mblok saat ditemui di rumahnya di di Jalan Tunggu Raya RT 01 RW 09 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Senin, (22/6/2020).(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SEMARANG - Seorang pencuri begitu tega melarikan sepeda butut milik wanita lanjut usia ( lansia) di Semarang, Jawa Tengah.

Akibatnya, nenek bernama Sartini yang kerap disapa Mbah Tomblok atau Mbah Mblok menangis karena tak bisa berjualan sayur keliling lagi.

Di usia 60 tahun, setiap pagi si mbah berkeliling kampung untuk berjualan sayur dengan menggunakan sepedanya.

Tak hanya berjualan sayur, dengan sepeda andalannya yang hilang itu, Mbak Mblok juga menjajakan getuk, pecel, es dan aneka gorengan.

Kapasitas 393 Dihuni 1.465 Orang, Lapas Kelas II A Bengkalis Riau Over Kapasitas hingga 400 Persen

SADIS,Buktikan Cinta pada Pacar Baru,Pria di Rusia Nekat Bunuh Mantan,Hunjamkan Pisau Berkali-kali

Dua Temannya Kabur Saat Polisi Datang, Remaja 17 Tahun Dilaporkan Warga Pakai Sabu di Dalam Rumahnya

Pada sore hari, bukannya beristirahat, sang nenek berjualan jagung rebus dan malamnya dipakai untuk pergi ke pengusaha kerupuk rumahan untuk sekadar bekerja membungkus kerupuk.

Namun, sepeda nenek yang tinggal di Jalan Tunggu Raya RT 01 RW 09 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang ini kini hanya tinggal kenangan.

Pasalnya, sepeda kuno miliknya ini telah hilang dicuri orang.

Mbah Mblok pun tak bisa menahan tangis tatkala bercerita tentang peristiwa yang baru saja dialaminya.

"Kejadiannya hari Minggu kemarin, pagi hari pukul 06.00 WIB waktu saya sedang menyiapkan dagangan untuk dijual keliling."

" Sepedanya saya parkirkan di depan rumah keranjang juga sudah disiapkan. Lalu saya tinggal ke dalam rumah untuk ambil dagangan," jelas Mbah Mblok sambil berurai air mata, Senin (22/6/2020).

Selepas dirinya kembali keluar untuk menata dagangan di keranjang sepeda, ia mengaku kaget karena sepedanya sudah raib.

"Saya langsung lemes, sepedanya udah gak ada. Cuma ditinggal keranjang dagangannya aja," katanya.

Dia masih tak rela kehilangan sepeda butut kesayangannya.

Sepeda itu senantiasa setia menemani dirinya mengais rezeki sepanjang hidupnya.

"Sejak tahun 1982 sepeda itu yang menemani perjalanan hidup saya. Waktu itu saya beli menyicil tiap bulan Rp 5.000, dari hasil gajian menjadi buruh pabrik tekstil di daerah Penggaron. Kalau ditotal harganya kisaran Rp 120.000 beli di Barito," ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved