Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tak Tega Lihat Warga Rohingya Menyusui Bayi di Kapal, Warga Aceh: Tarik Kemari, Kami yang Beri Makan

Awalnya mereka tak dizinkan turun, dan tetap berada di dalam kapal yang berjarak sekitar satu mil dari tepi pantai Lancok, Syamtalira Bayu.

tangkapan layar YouTube Tribunnews
Kondisi pengungsi Rohingya membuat Aceh Utara menangis 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Aksi penolakan yang terjadi di sejumlah negara membuat warga Rohingya terombang-ambing di lautan tanpa tujuan. 

Terlebih, wabah Virus Crona yang melanda di sebagian besar negara membuat warga Rohingya tak lagi memiiki tempat di daratan belahan dunia manapun.

Akan tetapi, fakta lain terjadi di Aceh. Seratusan pengungsi Rohingya justru disambut baik oleh warga bumi Rencong.

Warga Rohingya yang terdampar di lepas Pantai Seunuddon, Aceh Utara membuat warga Aceh tak bisa menahan haru, Kamis (25/6/2020).

Kondisi warga Rohingya yang memprihatinkan membuat warga Aceh menangis.

Proses evakuasi itu diwarnai dengan drama tangis dan protes warga yang tak ingin kapal tersebut ditarik menjauh dari tepi pantai.

Kapal yang mengangkut warga etnis Rohingya itu awalnya ditemukan tiga nelayan lokal pada Rabu (24/6/2020) pagi, terombang-ambing di laut lepas, sekitar 4 mil dari pesisir pantai Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara.

Namun mereka tak dizinkan turun, dan tetap berada di dalam kapal yang berjarak sekitar satu mil dari tepi pantai Lancok, Syamtalira Bayu.

Sedangkan di tepi pantai dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan.

Aparat keamanan dari TNI dan Polri, termasuk petugas kesehatan dan imigrasi terlihat siaga di tepi pantai.

Sekitar pukul 11.00 WIB, satu boat dengan personel tim BPBD Aceh Utara, TNI, dan Polri, meluncur ke lokasi kapal imigran Rohingya dengan membawa nasi bungkus dan juga dua tabung berisikan cairan desinfektan untuk menyemprot kapal.

Menjelang siang, akibat dihempas ombak, posisi kapal tersebut semakin mendekat ke tepi pantai, sehingga hanya berjarak sekitar 30-an meter dari tepi pantai.

Aparat keamanan kemudian memutuskan menarik kapal itu menjauh dari pantai dengan menggunakan dua speedboat.

 

Saat penarikan itulah warga mulai menyuarakan protes. Mereka menolak kapal ditarik menjauh dari tepi pantai.

"Sayang that aneuk mit mantong ipip deik lam kapai dum. Kapai reuleh dan boco. Kiban meunyoe lham. Tarek keuno aju, kamoe yang bi bu (Sayang sekali anak-anak kecil masih ada yang menyusui di dalam kapal. Kapal rusak, dan bocor. Bagaimana kalau tenggelam. Tarik kemari sekarang, kami yang beri makan)," teriak salah seorang warga.

Warga pun terlihat semakin emosi, bahkan ada yang mengambil speedboot bertuliskan Basarnas, berupaya menjemput kapal Rohingya kembali ke tepi pantai.

Warga yang protes minta kapal imigran Rohingya untuk ditarik ke tepi pantai
Warga yang protes minta kapal imigran Rohingya untuk ditarik ke tepi pantai (For. Serambinews.com)
Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved