Jika Nasabah Terus Menerus Tarik Dana Mereka di Bukopin, Pengamat; Beresiko Terjadi Seperti Ini
Fenomena penarikan simpanan secara terus menerus oleh nasabah tentu akan berisiko bagi Bank Bukopin. Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Perbankan
Untuk sementara, asupan dana segar dari pemegang saham asal Korea Selatan itu bisa mengendurkan ketatnya likuiditas di Bukopin.
Namun demikian, penempatan dana ini tak lebih dari langkah parasut untuk mengatasi persoalan jangka pendek di Bukopin.
"Nah, inilah tugas pokok OJK untuk terus menenangkan masyarakat atau nasabahnya. Bagaimana caranya? OJK harus mendesak semua pemegang saham Bukopin untuk menyetujui bahwa KB Kookmin Bank dapat segera menjadi PSP Bukopin," jelas Paul.
Ia juga menambahkan bahwa LPS selaku Lembaga Penjamin Simpanan harus ikut terjun meyakinkan publik atau nasabah Bank Bukopin bahwa simpanan mereka dijamin oleh LPS.
Ketiadaan pemegang saham pengendali
Persoalan yang dihadapi Bukopin bermula dari ketiadaan pemegang saham pengendali di bank ini. Bosowa dan Kookmin memang tercatat sebagai pemegang saham terbesar di Bukopin.
Namun keduanya masing-masing memiliki kurang dari 25 persen saham Bukopin. Selain itu, tidak ada yang tercatat sebagai pengendalinya.
Akibatnya, tidak ada pemegang saham yang bisa mengkonsolidasikan dan mengendalikan secara langsung seluruh aktivitas bank yang menjadi anak perusahaannya.
Pada gilirannya, permasalahan ketiadaan pengendali ini kemudian melebar ke urusan likuiditas. Situasi semakin runyam manakala pandemi corona merambah Indonesia.
Sejauh ini OJK, Bosowa dan Kookmin sudah berembuk menyusun alternatif solusi untuk menentukan pemilik saham pengendali sekaligus mengurai persoalan likuiditas Bukopin.
Sejauh ini, ada satu pilihan yang didorong OJK, yakni meloloskan Kookmin menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pemegang saham pengendali Bank Bukopin.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasabah Tarik Terus-menerus Dananya di Bukopin, Apa yang Bisa Terjadi?",
