Bikin Miris, Cerita Remaja 14 Tahun Korban Perkosaan yang Diduga Dirudapaksa Oknum Pejabat P2TP2A

Sudah jadi korban perkosaan, remaja 14 tahun ini malah kembali dirudapaksa oknum pejabat rumah perlindungan. Korban Syok berat

Editor: Budi Rahmat
Desain Grafis Tribun Pekanbaru/Didik
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Menjadi korban perkosaan, remaja ini kemudian ditempatkan dirumah perlindungan untuk memulihkan mental dan psikologisnya.

Namun yang terjadi justru diluar dugaan. Ia malah kembali menjadi pelampisan kekerasan seksual.

Bahkan di rumah perlindungan itu justru ia menderita karena dipaksa melayani hasrat seksual oknum petugas perlindungan tersebut.

Tidak sampai disitu, remaja ini juga mengaku telah dijual ke pria lain untuk melayani kebutuhan biologis.

Peristiwa tersebut terjadi di Lampung. Korban berinisial NF (14).

Ia sebelumnya menjadi korban perkosaan. kemudian dititipkan di rumah perlindungan untuk pemulihan mentalnya dan agar dapat dilindungi.

Dilaporkan ke Polisi

Korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oknum pejabat di lingkungan UPT P2ATP2A Lampung Timur dilaporkan ke Polda Lampung, Jumat (3/7/2020) malam.

Laporan yang dilakukan Nf (14) didampingi orang tua dan tim peduli terhadap korban telah diterima dengan STTLP/977/VII/2020/LPG/SPKT.

Sugiyanto (51) tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas ulah yang dilakukan oknum UPT P2TP2A Lampung Timur berinisial DA terhadap gadis semata wayangnya Nf (14).

Selama dititipkan di lembaga pemerintah P2TP2A Lampung Timur, gadis belia itu bukannya dilindungi. Justru dijadikan sasaran untuk melepaskan hasratnya.

Memang, Nf sebelumnya pernah menjadi korban perkosaan oleh lelaki tak bertanggung jawab. Korban dititipkan di UPT P2TP2A dengan maksud agar hidupnya lebih tenang dan normal.

"Jelas saya tidak terima. Anak saya bukannya dilindungi malah dipaksa melakukan perbuatan mesum," ujar Sugiyanto, Sabtu (4/7/2020).

Sugiyanto selama ini tidak tahu jika putrinya diperlakukan seperti itu. Korban hanya berani menceritakan semua penderitaannya kepada pamannya.

Menurut warga Way Jepara, Lampung Timur ini, korban tidak berani menceritakan, karena takut sang ayah naik pitam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved