Soal Peluang AHY di Isu Reshuffle, Indo Barometer: Pintu Sudah Tertutup, Ada Hati yang Terluka di 01
Pasalnya, kata Qodari, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Jokowi sudah telanjur sakit hati pada Partai Demokrat.
Jansen menyebutkan reshuffle para menteri sepenuhnya merupakan hak presiden.
"Aduh, kita tidak tahu menahu soal beredarnya daftar nama-nama itu ya. Rasanya tidak perlulah kita menanggapi hal-hal yang sumbernya tidak jelas gitu ya."
"Apalagi soal reshuffle itu 'kan sepenuhnya kembali kepada Presiden," kata Jansen, Minggu (5/7/2020), dilansir Tribunnews.
Dibanding membicarakan soal reshuffle, Jansen menilai hal yang paling penting saat ini adalah pemerintah semakin serius dalam menangani pandemi Covid-19.
"Bagi kami Demokrat, mau ada reshufle atau tidak, yang penting penanganan soal Covid ini diseriusi oleh Pemerintah."
"Itu yang jauh lebih penting saat ini dibanding soal gonjang ganjing politik terkait reshufle ini," ujarnya.
"Jadi mari kita kembali ke masalah utamanya," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief hasan, menegaskan partainya akan tetap berada di luar pemerintahan Jokowi.
Ia mengatakan Demokrat akan tetap berfokus memperhatikan pendapat masyarakat.
Sama seperti Jansen, Syarief mengatakan reshuffle merupakan hak presiden sepenuhnya.
"Kami bukan koalisi pemerintah. Partai Demokrat fokus menyerap harapan aspirasi rakyat," tegas Syarief.
"Siapa yang akan diganti itu adalah hak Presiden. Kalau tidak baik, ya reshuffle," pungkasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal AHY Diisukan Masuk Kabinet Jokowi: Peluang hingga Dinilai Bisa Jadi Jalan Menuju Pilpres 2024.
