Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bangganya Pria ini Memiliki Nama 'Pintaku Tiada Dusta', Ternyata Ini Filosofinya

Nama pria ini cukup unik. Ia dikenalakan dengan PIntaku Tiada Dusta. Ia asli orang Yogyakarta. KOk bisa namanya seperti itu?

Editor: Budi Rahmat
(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
Pintaku Tiada Dusta Saat ditemui di Kantor BKAD Gunungkidul Kamis (9/7/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Perkenalkan, nama pria ini Pintaku Tiada Dusta. Ia merupakan asli orang Yoyakarta, persisinya di  Kabupaten Gunungkidul.

Pria tersebut merupakan staf Tenaga Harian Lepas di Bidang Penetapan dan Bina Pendapatan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul.

Warga Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, ini mengaku tidak pernah ada yang membully-nya sejak kecil meski memiliki nama unik.

Kabar Duka, Papa T Bob Pencipta Lagu Anak Legendaris Meninggal Dunia

Pentagon Bereaksi Keras Dengar Kabar Rusia Bersekongkol dengan Taliban untuk Membunuh Tentara AS

Disebut Bangkrut karena Kasus Narkoba, Begini Kata Roro Fitria

Nama lelaki kelahiran 5 September 1991 ini memiliki arti lugas sesuai teks atau sesuai nama panggilannya.

"Filosofinya itu saat saya tanya ke orangtua jawabannya. Ya artinya harapan atau doa agar menjadi orang yang amanah dan dapat dipercaya," katanya saat ditemui di ruang kerjanya di BKAD Gunungkidul Kamis (9/7/2020) petang.

Disinggung mengenai hal unik, pria dengan nama panggilan Pinta ini mengaku tak banyak dialami.

Yang paling diingat, saat hendak lulus SD. Pihak sekolah menanyakan atau mengkonfirmasi ulang soal nama itu. Sebab namanya hendak dibubuhkan di ijazah.

Kedua, saat duduk di SMP, ia pernah tiba-tiba dipanggil kepala sekolah.

Saat itu, ia sempat bingung, tetapi ternyata malah dikasih amplop berisi uang.

Ternyata salah seorang guru mengirim nama uniknya di kolom  di rubrik sungguh-sungguh terjadi pada salah satu koran lokal. Honornya semuanya diserahkan ke dirinya.

"Saat SMP nama saya dimasukkan di kolom 'Sungguh-sungguh terjadi' oleh guru. Setelah dimuat honornya diberikan ke saya," kata Pinta. 

Dia mengaku tak pernah berkinginan untuk mengganti nama yang diberikan oleh pasangan dari Priyatmo Subarkah dan Rina Karwati. Dia mengaku bangga dan tetap akan menggunakannya.  

Tradisi nama unik ada sejak zaman dulu

Anggota Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto mengatakan, penamaan nama unik ada sejak jaman dulu. Tahun 50-an sampai 70-an banyak dijumpai nama hari seperti Kemis, Pon, Wage, dan nama bulan seperti Suro. Hal itu dianggap lumrah karena orangtua masa itu ingin mengingat bayinya lahir dihari itu.

"Seperti bulan suro, itu banyak dipakai karena bulan yang dikeramatkan bagi sebagian yang percaya," kata CB Supriyanto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved