Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Netizen Indonesia Geram, China Klaim Batik Indonesia, 'Klaim Covid-19 Saja, Jangan Batik'

Media pemerintah China Xinhua dalam videonya menyebut batik adalah kerajinan tradisional negaranya.

Editor: Muhammad Ridho
antara
Pekerja memproduksi batik printing di Rumah Tekstil Cineuheul, Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa hari lalu. Industri tekstil di Jawa Barat semakin berat karena diserbu produk impor. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sedang heboh di twitter China mengkalim batik sebagai kerajinan asal China.

Padahal semua tahu bahwa itu berasal dari Indonesia, khususnya Jawa.

Batik merupakan kerajinan tradisional Indonesia.

Hal tersebut pun sudah dicatat oleh UNESCO, bahwa batik merupakan warisan budaya Indonesia.

Namun baru-baru ini, China telah mengklaim bahwa batik merupakan kerajinan tradisional bangsanya.

Media pemerintah China Xinhua dalam videonya menyebut batik adalah kerajinan tradisional negaranya.

Di video berdurasi 49 detik itu, akun Twitter @XHNews menuliskan " Batik adalah kerajinan tradisional China" di pembuka video.

Tak ayal, video Xinhua ini langsung memicu beragam reaksi dari para warganet.

Xinhua di videonya menampilkan seorang pengrajin yang menggambar motif batik di sebuah kain.
Beragam motif digambar seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, serta ukiran-ukiran khas batik.

Cara menggambar batiknya juga memakai canting, meski bentuk alatnya sedikit berbeda.

"(Batik) ini biasanya dipakai kelompok etnis minoritas yang tinggal di Guizhou dan Yunan," lanjut teks di video Xinhua.

Selain di kain, terlihat pula seorang wanita yang menggambar motif batik di sebuah bucket hat. Motif batik ini bergambar bunga.

Kemudian ditunjukkan juga proses pembuatan batik celup yang menghasilkan motif bergambar burung.

Video tersebut diunggah Xinhua pada Sabtu (12/7/2020) pukul 12.22 WIB.

Pantauan dari Kompas.com hingga sekitar pukul 15.23 WIB, video ini telah mendapat lebih dari 160 likes dan di-retweet lebih dari 200 kali.

Dan hingga berita ini diturunkan menjadi 1.000 like dan 2.000 retweet.

Kolom balasan (reply) twit ini juga ramai dibanjiri beragam reaksi warganet.

Seorang warganet dengan akun @srinidhi24 dengan gamblang menjelaskan bahwa batik berasal dari Pulau Jawa di Indonesia lalu produknya menyebar seantero Asia sampai India dan China.

Ia juga mengimbau, "Jangan mengaku ini asli China. Ini dari zaman dahulu yang DITIRU China."

Lalu akun Twitter @cupakbaras menulis, "Karena mencuri dan menginvasi wilayah belum cukup, sekarang (mereka) mencuri kebudayaan Indonesia dan mengklaim milik China @wamnews_ind @KBRIWashDC @INAEmbAUS."

Ada pula yang menyindir, "Sebaiknya kamu mengklaim Covid saja. Tidak ada negara yang mengklaimnya sampai sekarang," tulis @Sean_Alma.

Namun di samping balasan-balasan bernada menyindir dan mengecam itu, ada juga yang coba menenangkan reaksi warganet.

@YuniAriane menuliskan bahwa teknik menggoreskan tinta di kain ini adalah teknik lawas yang sudah muncul di Mesir sejak abad ke-4 sebelum Masehi.

"Ini sudah dibuat di Dinasti Tang dan Jepang di zaman Nara (600 Masehi) jauh sebelum diadopsi di Jawa."

Pengertian Batik

Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa ambhatik, dari kata amba yang berarti lebar, luas, kain.

Dan titik yang berarti titik atau matik (kata kerja dalam bahasa Jawa berarti membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar.

Batik juga mempunyai pengertian sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori.

Dalam bahasa Jawa, batik ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa (tha) yang menunjukan bahwa batik adalah rangkaian dari titik-titik yang membentuk gambaran tertentu.

Batik sangat identik dengan suatu teknik (proses), dari mulai penggambaran motif hingga pelodorannya.

Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif pada kain yang menggunakan proses pemalaman, yaitu menggoreskan malam (lilin) yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata batik akan tetapi seharusnya bathik.

Hal ini mengacu pada huruf Jawa (tha) dan bukan (ta) dan pemakaiaan batik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Viral Batik Disebut Kerajinan Tradisional China, Netizen Ramai Ribut di Twitter",  Penulis : Aditya Jaya Iswara

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved