Edi Tanjung Diterpa Isu Pemecatan Sebagai Ketua DPD Gerindra Riau : Kami Masih Bekerja dengan Baik

"Saya sendiri belum pernah mendengarnya, yang penting kita kerja aja dengan baik dan mengikuti perintah Partai," ujarnya.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
"Saya sendiri belum pernah mendengarnya, yang penting kita kerja aja dengan baik dan mengikuti perintah Partai," ujarnya. 

Namun kenyataannya pada Senin lalu PKS malah mendeklarasikan dukungan kepada Abi Bahrun dan Herman Ahmad sebagai calon bupati dan wakil Bupati Bengkalis untuk Pilkada 2020.

Mereka mengantongi SK dukungan PKS dan PPP untuk mengusung pasangan calon ini.

"Tentu keputusan ini membuat kita bingung karena sepengetahuan kita sesuai komitmen Demokrat yang pertama kali memberikan rekomendasi dukungan untuk pasangan Khairul Umam dengan Kita. Tetapi nyatanya DPP PKS mengambil keputusan lain," terang Emi.

Atas putusan ini Emi secara pribadi menerima dan menghormati keputusan PKS.

Namun secara partai tentu lain pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan pada DPP partai Demokrat.

"Tapi ini menjadi beban moral kepada saya, sebagai ketua partai di Bengkalis tentu keputusan PKS terkesan tidak baik untuk marwah partai Demokra, saya sudah laporkan kepada DPP dan saya siap menerima konsekuensi dari keputusan ini," terang Emi.

Sementara itu sejumlah pengurus partai Demokrat Bengkalis merasa sangat kecewa dengan keputusa DPP PKS.

Mereka merasa PKS sudah mengkhianati partai Demokrat karena tidak sesuai dengan komitmen awal malah mengeluarkan keputusan lain dengan mengusung Abi Bahrun dan Herman Ahmad berkualisi bersama PPP.

Hal ini diungkap Sekretaris Demokrat Bengkalis Morison Botiang Sihite.

Menurut dia, sebagai kader partai Demokrat secara pribadi merasa sudah dikhianati oleh PKS.

Untuk itu pihaknya bersama kader lainnya tidak akan bersedia bergabung mendukung calon dari partai PKS.

"Kami secara kader tidak mau bergabung dengan pasangan yang dukung oleh PKS. Namun keputusan akan mengarah kemana partai demokrat pada Pilkada nanti kami masih menunggu dari keputusan DPD Riau dan DPP Demokrat," terangnya.

Masrul Kasmi-Yulian Norwis Kandas Ditengah Jalan

Sempat bersama-sama mencari perahu bersama untuk dapat maju sebagai sepasang bakal calon (Balon) Pilkada Meranti 2020, Mantan Bupati Meranti Masrul Kasmi dan Mantan Sekda Meranti Yulian Norwis nampaknya harus berpisah di tengah jalan.

Seperti diketahui dalam penjaringan Balon Pilkada Meranti yang digelar oleh sejumlah Parpol, sepasang birokrat ikut mendaftar dan mengaku solid bersama.

Kini, Masrul Kasmi yang membidik kursi Bupati dan Yulian Norwis sebagai wakilnya tampak memilih haluan masing masing.

Kondisi tersebut diakui oleh Masrul Kasmi, Ia mengaku tak lagi berpasangan dengan Yulian Norwis, dan lebih memilih bakal calon pendampingnya sebagai wakil, Handi Hamzah yang berlatar belakang sebagai pengusaha sukses di ibukota Jakarta.

Alasannya memilih Hadi sebagai Balon pendamping sehingga memutuskan berpisah dengan Yulian Norwis hanyalah suatu dinamika politik dan itu menurutnya suatu hal yang wajar.

"Iya wakil pendamping saya dalam Pilkada Meranti, Hadi.

Kami dan pak Yulian kini memilih jalan masing masing.

Jadikan saja ini sebagai bagian dari dinamika politik.

Saya tau pak Yulian saat ini juga mencari pasangan atau mengembara juga.

Jodoh saya memang dengan Handi Hamzah nampaknya," ujar Masrul.

Untuk mendapatkan perahu dari Parol, ia mengaku telah berupaya maksimal.

Hingga saat ini belum ada satu pun Parpol secara resmi memberikan dukungan ke Paslon yang siap mengikuti kontestasi Pilkada Meranti.

Seperti diketahui parpol belum ada memutuskan balon yang akan diusung melainkan hanya sekedar rekomendasi.

Karena itu masuk di dalam bagian dari proses pencalonan, ia mengaku masih menunggu verifikasi oleh seluruh Parpol, dan berharap akan mendapat dukungan lebih.

Ditanya gambaran hasil dari kerja kerasnya dalam mendapatkan perahu, ia mengaku tak mau berandai-andai dan lebih memilih menunggu hasil dari loby-loby.

"Tak bisa berandai-andai karena setiap Parpol ada mekanismenya masing masing, seperti mengukur rekam jejak, melakukan survei elektabilitas, popularitas.

Sampai saat ini di semua Parpol itu nama saya masuk. Jadi kita tunggu saja proses itu berjalan," bebernya.

Sementara terkait hal ini, tribun telah menghubungi Yulian Norwis melalui panggilan telpon namun belum berhasil.

(Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved