Pilpres AS 2020
Joe Biden Didukung Politikus Muslim Amerika, Disokong Hillary Clinton Maju pada Pilpres AS 2020
Beberapa tokoh muslim itu termasuk Anggota Kongres Ilhan Omar dan Andre Carson, dan Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Joe Biden berjanji akan mengakhiri larangan bagi Muslim di hari pertama dia menjabat presiden, Senin (20/7/2020).
"Saya akan mengakhiri larangan Muslim pada hari pertama. Hari pertama."
"Dan saya akan bekerja dengan Kongres untuk meloloskan undang-undang kejahatan rasial seperti Jabara-Heyer No Hate Act dan End Racial and Religious Profileing Act," kata Biden kepada peserta Million Muslim Votes Summit, konferensi online yang diselenggarakan kelompok politik Muslim-Amerika terbesar, Emgage Action.
Dikutip dari CNBC News, tindakan pertama Trump saat menjabat presiden di 2017 adalah menangguhkan masuknya 7 negara Muslim ke AS.
Ketujuh negara itu antara lain Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman selama 90 hari.
Keputusan Trump itu menimbulkan pergolakan di berbagai maskapai penerbangan dunia dan tuntutan hukum atas larangan tersebut masih dilakukan.
Setelah hakim federal melarang penangguhan itu, Trump mengeluarkan larangan kedua bagi negara mayoritas Muslim yang juga ditolak pengadilan federal.
Versi ketiga dari larangan tersebut dikeluarkan Gedung Putih pada musim gugur 2017, dan berlaku untuk enam negara Muslim mayoritas dan dua negara Muslim non-mayoritas.
Biden menilai kebijakan Donald Trump berakibat fatal bagi komunitas Muslim.
Dia menyoroti peningkatan kejahatan akibat kebencian di AS selama tiga tahun terakhir.
Bahkan baru-baru ini kelompok politik Trump dikabarkan menyatakan pandangan Islamofobia secara terang-terangan.
Mantan wakil presiden di bawah kepemimpinan Barack Obama itu terus mengungguli Trump dalam jajak pendapat nasional berturut-turut.
Saat ini Biden memimpin Trump dengan rata-rata 8,6 poin dalam jajak pendapat nasional, menurut poling rata-rata dari Real Clear Politics.
Meski hanya sedikit Muslim di AS yang memilih, survei Pew Research 2018 menemukan hanya 13 persen Muslim Amerika yang teridentifikasi sebagai pendukung Partai Republik.
Jika Trump kalah dalam pemilihan tahun ini, dia akan menjadi presiden satu periode masa kepemimpinan sejak George HW Bush kalah dari Bill Clinton pada 1992.
