Ini Baru Pemimpin,Khofifah Pastikan Internet Gratis Seluruh Desa di Jatim untuk Siswa Belajar Daring
Tolong para kepala desa di Jatim agar menyediakan internet gratis untuk mendukung anak-anak kita belajar secara daring
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) atau belajar dari rumah (BDR) selama pandemi Covid-19, dalam pelaksanaannya ternyata masih banyak terkendala sarana penunjang.
Selain kendala jaringan internet yang belum merata di seluruh desa, kemampuan orang tua/wali murid membeli paket data juga tidak sama.
Sebab tidak semua siswa dalam keadaan yang cukup untuk membeli paket internet.
• Kasian Kakak Beradik Ini, Berbagi Ponsel Buat Belajar Daring, Lalu Memulung Buat Beli Paket Internet
“Tolong para kepala desa di Jatim agar menyediakan internet gratis untuk mendukung anak-anak kita belajar secara daring,” kata Khofifah, saat memberikan arahan di peringatan Hari Anak Nasional di wisata Selo Tirto Giri (Setigi) Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, Kamis (29/7).
Menurutnya, fasilitas internet gratis di balai desa sangat memungkinkan untuk diberikan.
Dengan harapan agar para siswa bisa belajar dari rumah dengan lancar.
Pasalnya, kondisi pandemi ini adalah kondisi extraordinary yang juga harus disikapi dengan langkah yang extraordinary pula.
• Di Padang Orang Tua Keluhkan Internet Belajar Daring, Pak Polisi & TNI Ini Justru Beri WiFi Gratis
Sehingga akses internet gratis akan memberikan jaminan kelancaran proses belajar pada anak-anak.
Bahkan, terkadang di pedalaman jaringan internet mengalami keterbatasan.
Oleh sebab itu fasilitas internet gratis menjadi kebutuhan dasar bagi anak-anak sekolah selama pandemi.
Menurutnya, belajar dari rumah menjadi perlindungan yang paling baik untuk siswa sekolah di masa pandemi.
Meski ada beberapa sekolah yang sudah mengizinkan untuk menggilir masuk sekolah dengan kapasitas maksimal 20 persen.
• Teman Lain Belajar Daring, Dimas ke Sekolah Meski Sendirian di Kelas karena Tak Punya Smartphone
Banyak kendala
Sementara itu Wakil Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kota Surabaya Anik Suswati mengatakan, lembaga TK di Kota Surabaya mengikuti instruksi pemerintah terkait proses pembelajaran.
Artinya, proses pembelajaran siswa TK dilakukan secara daring.
“Yang jadi masalah, tugas siswa dikirim tidak kenal waktu. Proses belajar mengajarnya juga disesuaikan dengan waktu luang orang tua, khususnya yang bekerja.
Selain itu, proses evaluasi dan pemantauan perkembangan anak tak bisa dilakukan secara langsung,” ujarnya.
Untuk itu, dia berharap adanya kerja sama antara guru dengan orang tua dalam proses pembelajaran. Tujuannya, tak lain agar proses pembelajaran berjalan lancar.
• Orangtua Petani Tak Mampu Beli, Asti Siswa MTs Pinjam Ponsel Teman untuk Ikuti Belajar Daring
“Antara guru dan orang tua harus bahu-membahu dan saling memotivasi. Mereka harus rela berkorban selalu siap setiap saat melayani dan mengevaluasi, demi tumbuh kembang anak,” urainya.
Di sisi lain, dia berharap nilai Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ditambah.
Itu untuk keperluan membeli ponsel, dan laptop baru untuk para guru serta untuk pembelian kuota internet.
“Semoga ada kebijakan baru, yakni segera masuk sekolah. Karena di rumah anak anak bermain dan berkomunikasi tanpa protokoler.
Bagi orang tua yang mengeluhkan biaya sekolah, saya berharap bisa menyadari. Itu untuk memperlancar gaji atau honor guru,” pungkasnya.
• Dari 244 SD di Kuansing Riau, Hanya 26 Sekolah yang Bisa Belajar Daring
Guru TK Tunas Mulya, Livia Nuril Hasanah mengatakan setiap hari dirinya datang ke sekolah untuk menyiapkan pembelajaran daring.
Dia membuat video seperti melipat kertas origami dan memegang pensil untuk para siswanya.
“Lalu saya kirimkan ke ponsel orang tua siswa melalui aplikasi WhatsApp. Selain mengirimkan video, saya juga mengirimkan pesan suara,” kata Piya sapaan akrabnya, Rabu (22/7).
Piya mengungkapkan, dalam penerapan pembelajaran daring terdapat sejumlah kendala, di antaranya akses Wifi dan ponsel.
Dia mengajar 18 siswa. Dari 18 siswa itu, seluruh orang tuanya terkendala akses Wifi. Bahkan, ada salah satu orang tua tak punya ponsel karena keterbatasan ekonomi.
• Inspiratif, Kades Batang Duku Persilahkan Anak-anak Belajar Daring Manfaatkan Fasilitas Kantor Desa
“Saya sempat bingung menghadapi kendala-kendala itu. Saya pun memberikan arahan kepada orang tua untuk menumpang ke rumah tetangga yang punya akses Wifi.
Bagi yang tak punya ponsel, bisa ikut belajar bersama dengan siswa. Beruntung, ada siswa yang rumahnya dekat dengan siswa yang tak punya ponsel,” ungkapnya.
Selama ini, Piya tak melakukan pembelajaran secara live streaming. Mengingat, mahalnya biaya kuota paket internet. Itu bisa menambah beban orang tua.
“Karena hal tersebut saya dan orangtua tak bisa melakukan tanya jawab secara langsung.
Walhasil, beberapa wali murid gagal paham menangkap tugas yang saya berikan. Orangtua kadang mengumpulkan tugas yang tidak saya perintahkan,” ucapnya
Karena pembelajaran daring, Piya tak bisa langsung memantau perkembangan anak.
• Anak Belajar Daring, Orangtua Ikut Pusing, HP Tak Punya Harus Pinjam, Pulsa Internet Pakai Ngutang
Sebenarnya, Piya ingin mengajar dengan cara singgah ke rumah siswanya. Namun, dia terhalang aturan.
“Saya mengandalkan laporan orangtua terkait perkembangan sang anak,” jelasnya.
Ketua Majelis Dikdasmen Aisyiyah Kota Surabaya, Nurhasanah mengatakan hal senada.
Pihaknya, sebetulnya berencana menerapkan pembelajaran tatap muka seminggu sekali.
Namun, rencana itu batal karena pemerintah menganjurkan agar sekolah melaksanakan pembelajaran via daring.
“Sebetulnya kami sendiri memang keberatan soal penerapan pembelajaran daring. Kami berpikir panjang, karena bakal ada kendala dalam penerapannya, seperti akses Wifi dan wali murid yang gaptek.
• Memprihatinkan, 50 Persen Siswa di Kota Besar Ini Tak Miliki Gadget untuk Belajar Daring
Penglihatan anak juga bisa terganggu kalau berlama-lama menatap layar ponsel. Tapi apa boleh buat, kami harus mematuhi peraturan pemerintah,” katanya.
Dia menambahkan, penerapan pembelajaran daring menuntut guru agar lebih kreatif. Itu agar pembelajaran berjalan efektif.
Selain itu, pihaknya menakankan pada orangtua untuk aktif berperan dalam proses pembelajaran.
“Kami berikan buku tugas dan karakter untuk para orang tua siswa. Kami juga mengimbau agar orangtua tak memberikan gawai kepada anaknya untuk bermain.
Tak lupa, kami selalu memberikan motivasi ke orangtua siswa,” pungkasnya. (nen/br/fz)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Khofifah Pastikan Internet Gratis Seluruh Desa di Jatim untuk Siswa Belajar Daring,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/khofifah-indar-parawansa_20171109_213706.jpg)