Taiwan dalam Jangkauan China, Kerahkan Rudal Peluncur Roket PCL191 ke Laut China Selatan
China semakin agresif. Posisikan Rudal Peluncur Roket PCL191 ke Laut China Selatan. Taiwan dalam jangkauan. sekali tembak bisa hancur
TRIBUNPEKANBARU.COM- Laut China Selatan jadi lokasi ajang saling unjuk kekuatan China dan Taiwan.
Kedua negara silih berganti mengirim pasukan, kendaraan dan unit militer.
Mengingat tensi kedua negara juga terus meninggi, maka dengan kehadiran unit militer masing-masingf negara seperti menunjukkan ke lawannya bahwa perlengkapan tempur mereka mengerikan dan menghancurkan.
• Model Asal Uighur Ini Bongkar Kebohongan China: Kirim Video Dirinya dari Kamp Penahanan
• UPDATE! Amerika Serikat Kerahkan Pesawat Pembom, China Perkuat Pertahanan
• China Latihan Perang di Semenanjung Taiwan, Amerika Serikat Kirim Rudal
Terbaru China mengerahkan kendaraan lapis baja amfibi dan peluncur rusal di perairan Laut China Selatan.
Peralatan tersebut tampak dari citra satelit pada Sabtu (9/8/2020).
Sementara itu di sisi lain, Taiwan mengirim 200 personel korps marinir ke pos militer terluar mereka di Kepulauan Pratas yang dikontrol oleh Taiwan.
Namun China turut mengklaim pulau tersebut sebagai wilayah teritorialnya dan menamakan kepulauan tersebut sebagai Kepulauan Dongsha.
Citra satelit juga menunjukkan kendaraan militer bergerak ke kota-kota pesisir China di seberang Taiwan dan peluncur rudal berada dalam jangkauan untuk mencapai Taiwan menurut News.Com.Au.
Situs web tersebut mengutip sebuah artikel oleh editor majalah Kanwa Asian Defence, Andrei Chang, yang mengatakan bahwa peluncur roket PCL191 yang dikerahkan ke daerah pesisir mampu menghancurkan semua pangkalan militer dan gedung pemerintahan di Taiwan secara akurat.
Meskipun Taiwan telah mengirim personel marinir ke pos terluar di Kepulauan Pratas, pakar militer Taiwan mengatakan kepada South China Morning Post bahwa pangkalan tersebut cukup rentan.
Dia mengatakan jika China berkomitmen untuk merebut pulau-pulau itu dengan paksa, Taiwan akan kesulitan untuk mempertahankan posisinya karena tidak ada penghalang alami.
Taiwan juga sulit mengirim bala bantuan dengan cepat ke kepulauan itu karena lokasinya yang cukup jauh.
Kepulauan Pratas terletak di Laut Cina Selatan, sekitar 442 kilometer dari Taiwan dan sekitar 299 mil dari daratan China.
Tidak ada permukiman permanen penduduk di kepulauan tersebut. Pulau tersebut merupakan taman nasional dan berisi pos garnisun penjaga pantai.
China dan Taiwan telah berselisih sejak 1949. Negeri “Panda” melihat Taiwan sebagai provinsi nakal yang harus dikembalikan di bawah kendali China.
Taiwan, bagaimanapun, mengidentifikasi dirinya sebagai negara demokratis yang berdaulat dan merdeka dari China.
Amerika Serikat ( AS) menjadi salah satu sekutu utama Taiwan dengan sikap bahwa China tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap Taiwan.
Sementara itu AS juga menekankan kepada Taiwan harus "berhati-hati" dalam mengelola hubungan dengan China dan mencegah Taiwan mengirimkan militer ke wilayah pesisir.
"AS dulu mengutuk Taiwan jika kami menempatkan militer di Pratas dan Taiping," kata Wang Ting-yu, seorang legislator Taiwan dari Partai Progresif Demokratik, Selasa, kepada South Chia Morning Post.
"Tapi kali ini tidak ada keberatan atas penempatan marinir kami di sana karena mereka semua ingin menahan ekspansi militer China di wilayah tersebut," sambung Wang.
Hubungan AS dengan China menjadi semakin tegang karena Presiden AS Donald Trump menyalahkan China atas wabah Covid-19.
Pejabat China dilaporkan kesal atas rencana Menteri Kesehatan AS Alex Azar untuk mengunjungi Taiwan "dalam beberapa hari mendatang."
Azar akan mengunjungi Taiwan untuk memeriksa bagaimana negara itu menangani wabah virus corona.
• SIMAK Pengakuan ABK Asal Siantar yang Bekerja di Kapal China: Sungguh Tidak Manusiawi!
• Intelijen Sebut China, Rusia Hingga Iran Akan Ikut Campur di Pilpres AS, ini Alasannya
• Buat Geram! Buat Bisa Tapi Tak Mau Merawat, Wanita China ini Malah Buang Bayinya ke Semak
"Taiwan telah menjadi model dalam hal transparansi, kerja sama, dan kolaborasi di komunitas internasional. Dan tanggapan mereka terhadap Covid-19 sangat luar biasa," kata Azar dalam sebuah wawancara di Fox News Rabu (5/8/2020).
AS juga meningkatkan pengawasannya di Laut Cina Selatan. Selain itu, AS juga sedang memantau pergerakan pesawat pengebom dan kapal selam China.
"Ada kemungkinan besar bahwa AS akan semakin meningkatkan konfliknya dengan China sebelum piplres AS," kata Profesor Li Haidong dari Institut Hubungan Internasional Beijing kepada News.Com.Au.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peluncur Roket China Bisa Menghancurkan Seluruh Pangkalan Militer Taiwan
• China Tingkatkan Fasilitas Tempur, Bersiap Jika Diserang Pesawat Pembom Amerika Serikat
