Selama Masa Pandemi Covid-19, Ratusan Pasangan Telah Bercerai, Ini 2 Faktor Penyebabnya
faktor utama kasus perceraian tersebut adalah faktor ekonomi. Banyak suami yang tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga banyak istri
“Terutama dari cerai gugat, berawal karena istri merasa nafkah yang dikasih suaminya kurang, tidak cukup, atau suaminya sama sekali tidak menafkahi. Bahkan, kelebihan harta juga bisa memicu perselingkuhan,” terang dia.
Selain ekonomi, faktor moralitas atau akhlak juga cukup tinggi menjadi penyebab gugatan cerai.
Baca Juga: Setelah 'Ribut' dengan Gubernur Khofifah, Kini Risma Dibantah oleh Direktur RSUD Soetomo: 'Tidak Ada yang Nelpon ke Saya'
“Suami yang berselingkuh atau sebaliknya, dan beberapa kasus berujung pada terjadinya kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Asep.
Dijelaskan, beberapa perkara yang ditanganinya, bibit perceraian dimulai saat istri memutuskan bekerja karena suami menganggur atau malas bekerja sehingga nafkah yang diberikan kepada istri dinilai kecil.
“Namun, seiring berjalannya waktu, sang istri merasa dieksploitasi tenaganya oleh suami. Sehingga memicu pertengkaran rumah tangga,” katanya.
• Sudah Bayar Rp 15 Juta Santet Tak Mempan, Akhirnya Sewa Orang untuk Membunuh
Terlepas dari itu, seorang pakar epidemiologi asal Inggris, Neil Ferguson menyebutkan jika adanya pembatasan sosial atau jaga jarak dapat membuat sepasang suami istri tak betah tinggal di rumah.
Hasilnya, percekcokan pun tak mungkin terelakan dan menimbulkan masalah tersendiri bagi pasangan tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sejak Agustus, Ratusan Pasangan Diputus Cerai di Kabupaten Sukabumi, Faktor Utama Akibat Ekonomi, dan https://health.grid.id/read/352221920/imbas-corona-jumlah-janda-dan-perselingkuhan-di-bandung-meningkat-tajam-selama-pandemi-covid-19