Detik-Detik Staf Menteri 'Kepanasan' Saat Adu Debat Dengan Rocky Gerung Gara-gara Influencer Istana

Menurutnya apa yang dilakukan oleh Henry justru memperburuk citra dari pemerintah lantaran seakan-akan menunjukkan sikap provokatif.

Capture YouTube Talk Show TvOne
Debat panas Rocky Gerung (kiri) dengan Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Henry Subiakto (kanan), dalam Dua Sisi, Kamis (27/8/2020). 

Oleh karenanya, Rocky Gerung mengatakan bahwa seharusnya hal itu mendapatkan perhatian dari Menteri Kominfo, Johnny G. Plate.

"Jadi mereka enggak mengerti logika dari anggaran, itu yang bikin Prof Henry ngamuk-ngamuk akhirnya, dan diterusin di Twitter lalu dikutip oleh media massa," kata Rocky gerung.

"Itu justru memperburuk pemerintah," imbuhnya.

"Mestinya Menteri Kominfo Pak Plate saya kenal baik, mestinya dia sudah panggil tuh si Henry, 'Kenapa you bikin du*** di depan publik'," harapnya.

Simak videonya mulai menit ke- 6.55:

Bukan Persoalkan Debatnya, Sebut Provokatif

Dalam kesempatan yang sama, Rocky Gerung menegaskan tidak mempersoalkan terkait aksi debatnya.

Namun, dirinya hanya menilai bahwa Henry Subiakto yang statusnya merupakan pejabat negara tidak sepantasnya justru menunjukkan sikap seperti itu.

Menurutnya, dengan sikap yang ditunjukkan oleh Henry Sibiakto memperlihatkan seperti melindungi sesuatu, kaitannya dengan penggunaan jasa influencer.

Rocky Gerung pun menilai tidak ada bedanya dengan buzzer pemerintah.

"Sebetulnya enggak ada soal kalau ledek meledek begitu, tetapi problemnya dia adalah pejabat negara," ujar Rocky Gerung.

"Pejabat negara merangkap sebagai buzzer akhirnya, karena berupaya untuk membenarkan sesuatu yang dari awal tidak bisa dia dalilkan dalam perdebatan," jelasnya.

Tidak hanya itu, Rocky Gerung juga mempertanyakan sikap Henry Subiakto sebagai seorang profesor.

Bahkan dikatakannya, hal itu masih diteruskan oleh Henry Subiakto melalui akun media sosial Twitternya dengan nada provokasi.

"Dia menganggap dia profesor disebut dengan jelas, tetapi saya tidak melihat ada bahasa profesor di situ, yang saya dengar adalah suara kompresor, marah-marah dan ngamuk-ngamuk," katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved