Akhirnya Gengster Paling Kejam di Dunia Ini Porak-poranda, Mereka Panik Digebuk Penyakit Menular
lebih jauh soal kebangkrutan Yakuza, mungkin ini karma yang berlaku bagi mereka atas kekejaman yang mereka lakukan selama ini, salah satunya pelecehan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Siapa yang tak tahu cerita gengster Yakuza yang terkenal sangat kejam dan sadis.
Saat ini, gengster tersebut tengah panik dan hampir runtuh karena digebukin penyakit menular dan cukup mematikan.
Mungkin hal itu mereka alami karena kebrutalan mereka selama ini, salah satunya melecehkan perempuan yang bahkan orang terdekat mereka sendiri.
Sebelum membaca lebih jauh soal kebangkrutan Yakuza, ada baiknya simak artikel kekejaman Yukuza terhadap perempuan hingga karma belaku bagi mereka karena diserang penyakit menular.
Berikut ceritanya!
Bila membahas soal Yakuza, pernahkah Anda mendengar sosok nama Shoko Tendo?
Ya, dia adalah seorang wanita dengan tatto di seluruh tubuhnya yang melambangkan dirinya adalah kelompok Yakuza.
Yakuza sendiri, dikenal sebagai gangster atau organisasi kriminal asal Jepang, dengan tanda khas memiliki tato di sekujur tubuhnya.
Saat ini Yakuza memiliki anggota sekitar 184.000 di seluruh Jepang.
Yakuza dikenal dengan kejahatan berani, seperti pembunuhan massal, prostitusi, transaksi gelap hingga bisnis prostitusi.
Dalam geng Yakuza, istri dan anak perempuan dari penjahat ini memiliki status rendah.
Tidak memiliki kekuatan, dan seringkali digunakan ayahnya sebagai pelacur atau apapun untuk kepentingan bisnisnya sebagai Yakuza.

Shoko Tendo adalah putri yang terlahir sebagai anak boss mafia Yakuza.
Dalam memoar yang diterbitkannya berjudul Yakuza Moon: Memoirs of Gangster's Daughter, menceritakan kehidupan menjadi anak dari seorang gangster Yakuza.
Dia menceritakan kenangan mengerikan, tinggal di lingkungan kriminal bersama ayahnya seorang Yakuza pengembaran dengan kekerasan dan darah tinggi.
Banyak detail yang ditulis oleh Shoko, membuat publik bergidik mendengarnya.
Dia menggambarkan kehidupannya dipenuhi dengan pelecehan dan pemerkosaan berkali-kali tanpa dibayar mulai saat remaja.
Tubuhnya selalu memar dan berdarah, dia berulang kali terbaring sendirian di kamar hotel yang gelap dan lembab tanpa ada yang membantunya.
Setelah ayah dan bawahannya mencari kepuasan birahi darinya, dia ditinggalkan begitu saja di tempat yang kotor.
Mengingat masa-masa kelam itu, Shoko sampai tidak bisa mengingat berapa kali dia dilecehkan karena begitu sering dialaminya.
Bukan tidak mungkin sang bos mafia ini melampiaskan nafsunya ke pekerja seks komersial (PSK) saja.
Apalagi saat itu, Yakuza dikenal sebagai mafia yang punya bisnis, sehingga bertabur uang, bukan?
Lantas, kenapa harus putri kandungnya sendiri?
Akibat perlakuan itu, tubuh Shoko sering mengalami luka-luka hingga patah tulang, bahkan gendang telinganya rusak.
Kondisi tersebut, membut Shoko terjerumus sebagai pecandu alkohol dan narkoba.
Sementara itu, kelompok Yakuza menggunakannya untuk mabuk, memberinya obat-obatan kemudian merudapaksanya berulang kali.
"Setiap kali saya bertemu dengan pria baru, saya pikir dia akan berbeda dengan yang lain, tetapi kemudian saya masih tidak dihargai, dilecehkan dan dipelakukan dengan kasar," katanya.
Gangstar Yakuza . (anibee.tv)
• 10 Tahun Buron, Koruptor Rp 41 M Asal Sulawesi Barat Ditangkap di Angkringan Magelang Jateng
• Perilaku Durhaka Suami kepada Istri, Perilaku Mesra Suami kepada Istri, Istri yang Dirindukan Surga
Dia menjalani kehidupan yang getir sebagai pecandu obat-obatan hingga hampir terbunuh karena overdosis.
Namun, pada usia 19 tahun Shoko berhasil melarikan diri dari kehiduapn Yakuza.
Tatto di tubuhnya melambangkan bahwa dirinya memiliki hubungan intim dengan kelompok geng Yakuza.
Kabar terakhir yang diketahuia pada 2019, Shoko berusia 50 tahun, dia melakukan operasi plastik untuk memperbaiki luka fisiknya.
Meski demikian, Shoko mengatakan, banyak trauma psikologis bekas luka lama dari ayahnya yang kriminal tidak mudah untuk disingkirkan.
Ketakutan diserang Covid-19
Dari kasus tersebut, para anggota geng Yakuza kena azab, balasan atas perlakuan sang bos di masa lampau.
Dikabarkan, kelompok Yakuza bangkrut digebuk pandemi Covid-19.
Pandemi Corona membuat sejumlah dunia menjadi panik. Termasuk salah satunya di Jepang.
Bahkan kelompok Yakuza di Jepang saat ini jatuh miskin karena pandemi Corona.
Anggota Yakuza dalam sebuah acara. Kelompok kriminal terkenal di Jepang ini dilaporkan ikut bangkrut karena pandemi corona (Daily Beast)
Pandemi corona bukan hanya merontokan ekonomi banyak negara, bahkan kelompok kriminal terkenal pun merasakannya.
Sindikat kriminal yang namanya cukup terkenal di dunia bawah di Jepang adalah Yakuza.
Kelompok ini terkenal mendunia sebagai kelompok penjahat yang kerap melakukan tindakan ilegal.
Namun, semenjak wabah Covid-19 melanda seluruh dunia, kelompok Yakuza ternyata mengalami dampak hebat pada sistem bisnisnya.
Menurut Daily Star pada Jumat (15/5/2020), kelompok kejahatan paling terkenal di Jepang ini, mengalami krisis ekonomi karena penghasilannya terjun bebas.
Sindikat Yakuza melakukan kejahatan terorganisir menghasilkan uang melalui "shinogi" istilah Jepang, yang diterjemahkan sebagai "keramaian."
Mereka melakukan tindakan ilegal, seperti pengedaran narkoba, pelacuran, pemerasan, dan premanisme.
Banyak anggora Yakuza telah berusia lanjut, mereka ditempatkan ke dalam kategori berisiko, bila tertular dengan Covid-19.
Hal itu menyebabkan banyak dari mereka yang terpaksa tinggal di dalam rumah, dan meringkuk ketakutan karena bisa tertular Covid-19.
Mafia Jepang, Yakuza. Pandemi corona membuat bisnis mereka kacau dan terjun bebas. Ternyata dampak Corona bisa memporak-porandakannya. (Mociarane.com)
Jake Adelstein, reporter investigasi yang berbasis di Tokyo, telah meliput Yakuza selama kurang lebih 25 tahun.
Mengatakan kepada Sky News, bahwa kini kelompok Yakuza hanya bisa bergantung pada anggotanya yang lebih muda untuk mencari uang.
Namun, dengan bisnisnya yang macet, membuat mereka harus memutar otak untuk menghasilkan uang dengan cara berbeda.
"Ini berarti mereka tidak bisa mengumpulkan uang jatah preman dari klub malam, bar, atau tempat dengan reputasi buruk yang membutuhkan perlindungan mereka," katanya.
"Salah satu hal yang kini terpaksa mereka lakukan adalah menjual masker, dengan harga tinggi sebagi bisnis kecil mereka," katanya.
"Tapi itu tidak terlalu menguntungkan untuk sekelas geng," jelasnya.
Dia menambahkan, bahwa banyak sebagian anggota Yakuza ternyata juga takut dengan virus corona.
Ini menunjukkan betapa rapuhnya mereka sebagai manusia, terlepas bahwa mereka juga adalah seorang penjahat dan kriminal kelas atas.
yakuza Jepang dalam sebuah acara (YouTube)
Dengan keterlibatan Yakuza dalam tindak kekerasan, juga membuat mereka ditolak rumah sakit, sehingga mereka sulit mendapatkan perawatan.
Meski demikian, dari sekian banyak profesi di kelompok Yakuza ternyata ada satu profesi yang cukup diuntungungkan dalam kondisi ini.
Menurut Tomohiko Suzuki, seorang pakar Yakuza, mengatakan pada Sky News, kelompok yang paling diuntungkan adalah pengedar narkoba.
"Masyarakat telah tinggal dirumah, akibatnya harga ganja dan stimulan meningkat tajam dua kali lipat semenjak terjadinya wabah virus corona," katanya.
"Obat dipesan melalui telepon, kemudian diantarkan mengunakan mobil ke alamat pemesan," imbuhnya.
Lalu bisnis lain seperti rumah prostitusi, juga masih berjalan, namun tidak ada pelanggan yang datang.
Sementara itu, selama masa pandemi ini kelompok seperti Yakuza dan mafia Italia dan Amerika, dilaporkan melakukan banyak kegiatan kemanusiaan, dalam upaya meningkatkan citra publiknya.
Yakuza pernah menawarkan diri untuk mengirim kelompoknya, untuk membersihkan kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama pada Februari.
Namun, pemerintah negara telah menolak tawaran tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Akhirnya Kelompok Mafia Gengster yang Dikenal Paling Sadis Ini Porak-poranda Dihantam Corona
