Pria Tua Duduk Tenang Tunggu Polisi Usai Bunuh Menantu, Sakit Hati Putrinya Diselingkuhi dan Dicerai
Pengusaha perkapalan itu memberitahu kerumunan, "Ini menantu saya, tidak perlu tolong dia, dia pantas mati."
Editor:
Nurul Qomariah
" Ayah sudah tua. Ayah tidak takut masuk penjara.”
Tan kemudian menyerahkan diri tanpa perlawanan kepada polisi yang tiba di lokasi.
Dia mengaku bersalah di pengadilan.
Sepanjang proses pengadilan, Tan terus menyampaikan perbuatannya didasari oleh kasih sayang seorang ayah terhadap putrinya.
Tan diketahui menderita depresi karena kecemasan akan nasib putrinya disertai konflik dengan Tuppani.
“Ayah sangat mencintai keluarganya. Tidak ada yang ingin hal ini terjadi,” ujar sang putri, Shyller setelah mengetahui vonis yang harus dijalani ayah tercintanya.
(Sumber: kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Terima Putrinya Diselingkuhi, Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi''
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-pembunuhan_pengeroyokan.jpg)