Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pria Tua Duduk Tenang Tunggu Polisi Usai Bunuh Menantu, Sakit Hati Putrinya Diselingkuhi dan Dicerai

Pengusaha perkapalan itu memberitahu kerumunan, "Ini menantu saya, tidak perlu tolong dia, dia pantas mati."

Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com
Ilustrasi pembunuhan_pengeroyokan 

Investigasi Kepolisian Singapura mendapati Tan yang merupakan mertua Tuppani sakit hati terhadap perbuatan sang menantu.

Tan Nam Seng rupanya sudah lama memendam kemarahan mengenai perlakuan Tuppani terhadap putri kesayangannya yang bernama Shyller Tan.

Shyller Tan juga sudah belasan tahun menjalani pernikahan dengan Tuppani.

Pelaku menyebut Tuppani yang sudah dianggapnya sebagai putra sendiri telah mengkhianati kepercayaannya dan sang putri.

Persidangan menyatakan keluarga Tuppani termasuk ibu dan adiknya tinggal di rumah Tan Nam Seng.

Tuppani bahkan mempekerjakan mereka di perusahaan yang dipimpin mertuanya.

Tan tidak keberatan dan mengizinkannya.

Hubungan mertua dan menantu itu mulai retak setelah Tan mendapati Tuppani memiliki dua anak dari selingkuhannya.

Bahkan Tuppani rupanya diam-diam berencana menceraikan Shyller.

Dia merekam pertengkarannya dengan istri yang sudah dinikahinya 12 tahun itu untuk dijadikan bukti gugatan perceraian.

Tuppani mencoba meyakinkan mertuanya, kalaupun perceraian harus terjadi dia tidak akan meminta hak asuh anak.

Kesabaran Tan akhirnya habis ketika dia dan putrinya hanya mendapatkan separuh uang dari hasil penjualan perusahaan yang dipimpinnya.

Tuppani adalah sosok yang mendesak Tan untuk menjual perusahaan yang dirintis dengan susah payah pada tahun 1974 oleh Tan.

Adapun alasan penjualan karena kondisi keuangan perusahaan yang tidak begitu sehat.

Tan yang mengakui kemampuan berbisnis Tuppani, memilih mempercayakan segalanya kepada si menantu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved