Negara Komunis Vietnam Tergolong Sukses Atasi Covid-19, Indonesia Mau Berguru?
Vietnam, negara Komunis di Asia Tenggara terbilang suskes menghadapi Pandemi Virus Corona, Covid-19.
Pemerintah menggunakan berbagai cara yang kreatif dalam menyampaikan pesan mengenai gejala, pencegahan dan tempat tes melalui media pemerintah, media sosial, SMS dan yang paling menarik perhatian adalah lagu yang kemudian viral mengenai pentingnya mencuci tangan.
Di pertengahan bulan Maret, penggunaan masker menjadi wajib bagi warga yang keluar rumah.
"Vietnam sudah terbiasa menghadapi penyakit menular. Mereka sudah mengalami banyak wabah penyakit menular selama 20 tahun terakhir," kata Guy Thwaites, Direktur Penelitian Klinis Oxford University yang berbasis di Ho Chi Minh City kepada ABC.
• PHK Massal Membayangi Indonesia, Resesi Ekonomi Semakin Dekat
• Kalahkan Kalkulator, Rumus Cepat Perkalian, Tips Sederhana Cara Menghitung Perkalian
"Ini bukan respons menggunakan teknologi tinggi, namun respons yang cepat dan terorganisir dengan baik," papar Thwaites.
"Lockdown" ketat di seluruh Vietnam diberlakukan antara tanggal 1 sampai 22 April.
"Setiap warga adalah prajurit, setiap rumah adalah desa, kawasan pemukiman adalah benteng dalam melawan pandemi," kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc.
Ratusan ribu warga, bahkan mereka yang diduga terkena Covid-19 dipaksa menjalani karantina di rumah sakit dan di fasilitas milik pemerintah dan di rumah.
Dan jumlah kasus rata-rata tetap rendah. Rata-rata usia mereka yang terkena Covid-19 adalah usia 30 tahunan, itulah mengapa di Vietnam tidak ada kematian selama enam bulan terakhir karena virus corona.
Menurut lembaga survei Inggris YouGov, 97 persen warga Vietnam mendukung tindakan pemerintah mengatasi Covid-19.
Namun di bulan Juli, virus ini secara misterius muncul di Da Nang.
Mengatasi klaster di Da Nang Kematian pertama di Vietnam akibat virus corona terjadi 31 Juli lalu, ketika seorang pria berusia 70 tahun meninggal di Da Nang.
Ini terjadi enam hari setelah adanya klaster kasus baru di sebuah rumah sakit setempat.
Kasus ini kemudian meningkat menjadi lebih dari 550, hampir setengah dari keseluruhan kaasus di Vietnam sejauh ini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 98 persen dari kasus tersebut berhubungan dengan rumah sakit besar di kota Da Nang atau mereka yang pernah mengunjungi Da Nang.
Kota tersebut kemudian ditutup dengan pembatasan ketat keluar dan masuk.
